Kaltim Berpeluang Jadi Produsen Garam

Rabu 19-04-2023,17:35 WIB
Reporter : Rudi Agung
Editor : Rudi Agung

Nomorsatukaltim.com – Perairan Kaltim yang membentang luas, dinilai berpeluang menjadi produsen garam. Biasanya, garam dibuat dengan menampung air laut lalu diuapkan dengan sinar matahari, sehingga tinggal kristal-kristalnya garamnya saja. Pembuatan garam secara tradisional bisa pula dibuat dengan mengalirkan air laut ke tambak-tambak dengan bantuan kincir angin. Baru-baru ini Kelompok Usaha Garam Kersik, di Kabupaten Kutai Kertanegara berhasil melakukan panen garam perdana awal triwulan II tahun 2023. Mewakili Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kaltim, Ali Aripe menyampaikan, Kalimantan Timur memiliki peluang yang besar dalam usaha produksi garam. Pihaknya dan beberapa perusahaan berpotensi sebagai pembeli garam. Panen di Kersik berhasil dilakukan melalui bantuan percontohan tunnel garam Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kaltim tahun 2022. Bantuan itu, ujarnya, satu bentuk kegiatan pemberdayaan masyarakat pesisir melalui Subkoordinator Reklamasi dan Jasa Kelautan, Bidang Pengelolaan Ruang Laut. “Selain melalui bantuan, kami juga terus mendorong pengembangan SDM. Sehingga diharapkan dapat menciptakan kemandirian kelompok,” ujarnya, dilansir dari laman Diskominfo, Selasa (18/4/2023). Aripe juga berharap agar Kelompok Usaha Garam terus semangat dan tetap memiliki niat kuat memproduksi garam. Camat Marangkayu, Ambo Dalle turut memberi dukungannya terhadap usaha produksi garam di Desa Kersik. “Selanjutnya, bersama-sama dengan DKP Prov. Kaltim dan DKP Kab. Kukar dapat kita diskusikan kembali terkait lokasi mana lagi yang berpotensi dalam pengembangan usaha garam,” terangnya. Diketahui, Tunnel garam termasuk sebuah sarana yang digunakan untuk mengeringkan atau mengkristalkan garam dengan cara membuat rangka kemudian ditutup dengan plastik UV di bagian atas sehingga menyerupai terowongan. Produksi garam dengan sistem tunnel dianggap paling sesuai dengan kondisi lingkungan di wilayah Kalimantan Timur yang memiliki kondisi cuaca dengan curah hujan yang merata di sepanjang tahun. Kedepannya, Panen akan dilaksanakan secara bertahap yang diperkirakan mencapai 1 ton garam dengan kualitas K1. Garam K1 sendiri merupakan garam dengan kualitas yang baik dengan kadar NaCI lebih dari 94%. Garam yang dihasilkan jauh lebih putih, murni, dan lebih besar dari garam krosok pada umumnya. Mengacu data yang dirilis Kementerian KKP selama produksi 2015 berdasarkan Kabupaten/Kota, Cirebon tercatat sebagai Kabupaten/Kota dengan jumlah produksi garam rakyat terbesar di Indonesia pada 2015, yaitu sebanyak 435.439 ton. Di posisi kedua dan ketiga ada Sampang dan Pati. Kemudian di posisi empat hingga 10 besar ada Kabupaten/Kota Indramayu, Sumenep, Rembang, Bima, Demak, Pamekasan, dan Kota Surabaya. Kemudian pada urutan ke-11 hingga ke-20 ada Jepara, Brebes, Pangkajene, Jeneponto, Lamongan, Tuban, Probolinggo, Pasuruan, Sidoarjo, dan Gresik. (*/dkpkaltim)

Tags :
Kategori :

Terkait