Nomorsatukaltim.com - Sejak beberapa pekan terakhir, harga beras terus terkerek naik. Padahal, pemerintah telah mengimpor 500 ribu ton beras untuk memenuhi cadangan beras pasar (CBP), yang digunakan untuk operasi pasar. CBP adalah persediaan yang dikuasai dan dikelola Pemerintah melalui Perum Bulog, dengan arah penggunaan untuk penanggulangan keadaan darurat bencana dan kerawanan pangan paska bencana. Yuni, pengecer beras di Balikpapan mengaku pusing dengan kenaikan harga beras. Ia menjual beras kemasan 5 kg. Yang biasanya bisa dijual Rp 60 ribu, kini harganya naik. "Saya sudah gak bisa lagi jual beras Rp 60 ribu per 5 kg. Sekarang paling murah untuk kemasan 5 kg, saya jual Rp 65 ribu. Lainnya ada yang di atas Rp 70 ribu," ujarnya, Senin (20/2/2023). Menurutnya kenaikan terjadi sejak akhir Desember 2022. "Paling terasa mulai Januari 2023, dan harganya terus naik. Ini belum puasa dan lebaran sudah pada naik harga beras. Kebutuhan lain juga ikut naik," keluhnya. Berdasarkan data Kementan, pemerintah melalui Perum Bulog telah mengimpor 500 ribu ton beras dari Vietnam, Myanmar, Thailand, dan Pakistan. Sampai Januari 2023, sudah 470 ribu ton yang masuk ke Indonesia. Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengakui terjadinya kenaikan harga beras. Ia mengatakan kenaikan harga lantaran berasnya dioplos. Menurutnya, beras impor Bulog dioplos karena kualitasnya premium, tetapi harganya medium. Tindakan nakal pengoplos itu membuat operasi pasar yang dilakukan Bulog tidak optimal, padahal beras yang digelontorkan sudah lebih dari target operasi pasar. "Sudah ditemukan hanya ganti baju beras Bulog, diganti karungnya dengan merek lain, dijualnya harga premium. Dijual sampai konsumen dengan harga Rp12 ribu, Rp13 ribu. Itu yang menyebabkan harga beras tidak turun," ujar Buwas, dikutip Senin (20/2/2023). Agar harga beras kembali stabil, Bulog memasok beras langsung ke ritel modern. Dengan begitu, rantai distribusi menjadi lebih singkat. Nantinya, beras Bulog di ritel modern dijual dalam kemasan 5 kg yang sudah tertera harganya sesuai harga eceran tertinggi Rp 9.450 per kg. Sekretaris Perusahaan Bulog, Awaluddin Iqbal mengatakan, sejak Kamis (16/2) seluruh posisi kapal yang membawa beras pesanan Bulog telah sandar di pelabuhan. "Tinggal tunggu antrean bongkar, karena sering hujan jadi sedikit tertunda proses pembongkaran di pelabuhan," terang Awaluddin. Ia mencatat jumlah beras yang masih menunggu antrean bongkar sekitar 80 ribu ton. Nantinya, beras-beras yang tersebar di sejumlah pelabuhan akan dikirim ke gudang untuk selanjutnya digunakan dalam operasi pasar. Diproyeksikan, pada Februari dan Maret 2023 mendatang Indonesia akan mengalami panen padi nasional. Stok beras diperkirakan melimpah hingga 1,9 juta ton di masa panen raya. (*/Gpk/Ant) Reporter: Muhammad Taufik
Impor 500 Ribu Ton Tapi Harga Beras Naik
Senin 20-02-2023,18:55 WIB
Editor : Rudi Agung
Kategori :