Tak Ada Pabrik Pengolahan, Rumput Laut Kukar Cuma Ekspor Bahan Mentah

Sabtu 16-11-2019,16:26 WIB
Reporter : bayong
Editor : bayong

Edi Damansyah saat panen rumput laut di Muara Badak. (istimewa)

Kukar, DiswayKaltim.com - Sektor kelautan di Muara Badak dianggap potensial. Menggantikan ketergantungan pada migas. Sektor itu adalah rumput laut.

Semula rumput laut dikembangkan melalui program revitalisasi tambak di Muara Badak. Seiring waktu berkembang menjadi budidaya.

"Kita berharap ada investasi disini untuk  membangun pabrik pengolahan turunannya," ucap Bupati Kukar Edi Damansyah.

Dia menambahkan pengembangan secara tradisional saja sudah memberikan dampak ekonomi bagi petani rumput laut. Apalagi jika didukung infrastruktur pendukung.

Pemkab sendiri berupaya mencari investor yang berminat mengembangkan budi daya rumput laut.

Kini, petani rumput laut di Muara Badak hanya bisa ekspor ke Sulawesi. Dalam bentuk produk mentah. Lantaran belum ada pabrik yang mengolah produk turunan dari rumput laut.

Sementara itu petani sekaligus pengepul rumput laut di Muara Badak Kasmidi, mengaku sudah memiliki enam kolam. Dengan luas 30 meter persegi. Sekali panen dengan jangka waktu 40 hari, ia mampu memanen satu ton lebih.

"Kadang sampai lima ton," ucap Kasmidi.

Harga  per kilogram rumput laut   mencapai Rp 17.000 hingga Rp 20.000. Kasmidi mengaku menjual ke Makassar. Karena di sana sudah ada pabrik pengolahan.

Kasmidi berharap Kukar memiliki  pabrik pengolahan rumput laut di Muara Badak. Karena dapat meningkatkan harga jual.

"Supaya masyarakat ekonominya semakin hari semakin berkembang," pungkas Kasmidi. (mrf/boy)

Tags :
Kategori :

Terkait