Sepanjang 2022, Ratusan Ton Pisang Sulbar Dipasok ke Kaltim

Senin 30-01-2023,16:00 WIB
Reporter : Rudi Agung
Editor : Rudi Agung

Nomorsatukaltim.com – Sepanjang tahun 2022, sebanyak 203 ton pisang dari Provinsi Sulawesi Barat dipasarkan ke Kaltim. Analis Perkarantinaan Tumbuhan Karantina Pertanian Mamuju Rahmawati menyebut Karantina pihaknya mencatat sepanjang 2022 pisang dari Sulbar telah dipasarkan ke Provinsi Kaltim. Selain pisang, sebanyak 115 ton kelapa juga telah dipasarkan ke Provinsi Kaltim. Komoditas holtikultura dari Sulbar ini dipasok ke Kalimantan Timur melalui Pelabuhan Mamuju ke Balikpapan. Rahmawati, sebagaimana dilaporkan Antara, menyebut Karantina Pertanian Mamuju terus mendukung pemenuhan kebutuhan buah pisang dan kelapa di Kalimantan Timur. Di wilayah kerja Pelabuhan Laut Mamuju, pihaknya telah menerbitkan sertifikat domestik keluar terhadap buah pisang sebanyak 203 ton dan buah kelapa sebanyak 115 ton yang dipasarkan Ke Kaltim tersebut. “Sebelum menerbitkan sertifikat, telah dilakukan tindakan karantina untuk memastikan tidak ada hama penyakit tumbuhan pada buah pisang dan kelapa yang dipasarkan itu,” jelasnya. Rahmawati berujar tindakan karantina yang dimaksud dengan melakukan pemeriksaan fisik secara visual dan administrasi. Tujuannya memastikan kesesuaian jenis dan jumlah fisik dengan permohonan. Ia mengatakan di awal tahun ini pihaknya kembali diberangkatkan sebanyak 2,9 ton pisang dan 1,5 ton buah kelapa untuk dipasarkan di Provinsi Kaltim. "Pisang dan kelapa yang dipasarkan itu telah melakukan karantina dan setelah dilakukan pemeriksaan fisik juga tidak terdapat hama dan penyakit dan dianggap sehat dan layak diberangkatkan ke Provinsi Kaltim," paparnya. Sebelumnya, Kepala Dinas Pangan, Peternakan dan Perikanan Balikpapan, Heria Prisni, mengungkap sebanyak 85 persen kebutuhan pokok di sektor pangan Kota Balikpapan, masih mengandalkan impor dari luar daerah. Terutama Sulawesi dan Jawa. Tingginya jumlah impor itu lantaran geografis Kota Minyak, yang sulit mewujudkan ketahanan pangan secara mandiri. Balikpapan sendiri lebih dikenal sebagai kota jasa dan industri, laiknya DKI Jakarta. “Pasokan kebutuhan pangan dari luar sebesar 85 persen. Produksi kita hanya mencapai 15 persen, dibantu komoditi dari dataran rendah,” jelas Heri. Komoditi dari dataran rendah yang dimaksud, sambung Heria, berupa hasil tanaman hortikultura. Seperti cabai, bayam, sawi dan sejenisnya. Tanaman hortikultura pun digencarkan melalui program urban farming atau hasil pertanian dalam kota. (*) Sumber: Antara

Tags :
Kategori :

Terkait