Teknologi Effective Microorganisms Kembangkan Pertanian Organik

Senin 23-01-2023,16:00 WIB
Reporter : Rudi Agung
Editor : Rudi Agung

Nomorsatukaltim.com – Teknologi Effective Microorganisms atau EM, yang di Indonesia dikenal EM4, mendukung pengembangan pertanian organik dan ramah lingkungan. Pelopor dan pakar pertanian organik Indonesia, Dr Ir Gede Ngurah Wididana, Magr, menilai EM sebagai kultur microorganisme dari lactobacillus, ragi, dan bakteri fotosintetik yang bekerja bersama-sama untuk menyehatkan dan menyuburkan tanah. “Teknologi EM pertama kali dikembangkan di Jepang pada 1980 oleh Prof Dr Teruo Higa dari University of The Ryukyus. Tujuan awalnya untuk membangun pertanian organik, ramah lingkungan, menghasilkan produk pertanian berkualitas, dan berproduksi tinggi,” jelasnya, dikutip pada Senin (23/1/2023). Alumnus program Pascasarjana Faculty Agriculture University or The Rukyus Okinawa, Jepang, itu menilai  teknologi EM menguntungkan petani dan konsumen serta mampu berproduksi berkelanjutan. Teknologi EM dengan produk EM4 telah digunakan di Indonesia sejak 1993, atau 30 tahun silam dan hingga sekarang telah dimanfaatkan untuk pertanian, peternakan, perikanan dan pengolahan limbah. “EM bisa dikatakan menyuburkan tanah, ini terjadi karena proses fermentasi bahan organik dalam tanah bisa menjadi pupuk yang tersedia bagi tanaman,” paparnya. Selain itu, lanjutnya, proses sintetik atau pembentukan senyawa yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. Dari senyawa yang beracun atau merusak tanaman menjadi tidak beracun dan bermanfaat. "Kedua proses fermentasi dan sintetik itu dijalankan oleh bakteri fermentasi atau lactobacillus dan ragi,  serta bakteri fotosintetik," jelasnya. Ia mengatakan penggunaan EM untuk pertanian cukup mudah, yaitu menyemprotkan pada tanaman, dan tanah. EM juga bisa digunakan untuk starter pembuatan pupuk organik, sebagai fermentator. Pupuk kandang atau bahan organik yang sudah disemprot EM akan terfermentasi dalam waktu satu minggu dan siap digunakan untuk pupuk organik. Limbah organik dari rumah tangga atau limbah dapur dan limbah organik kota, bisa digunakan sebagai bahan baku pupuk organik. Teknologi EM sangat mendukung produksi pupuk organik dan pertanian organik. “Selain itu penggunaan EM untuk perikanan dilakukan saat pengolahan tanah tambak, perawatan kualitas air tambak dan dicampurkan ke dalam pakan ikan atau udang,” ujarnya. Penggunaan EM juga bermanfaat untuk meningkatkan kualitas tanah dan air tambak, serta meningkatkan produksi ikan dan udang. Penggunaan EM untuk lingkungan dapat dilakukan dengan memberi EM pada kolam pengolahan cair limbah kota, hotel dan restoran, serta dituangkan di tempat cuci piring, got, toilet dan sungai. "Air limbah yang diberi perlakuan EM, dan melalui proses pembersihan melalui penyaringan, bisa juga digunakan untuk mengairi kebun dan taman hotel serta lahan pertanian," jelasnya. Teknologi EM dikembangkan untuk membangun pertanian organik sudah mendapatkan respon positif dari masyarakat dan pemerintah. "Masyarakat internasional juga mendesak pengusaha, pemerintah dan publik untuk cinta lingkungan, cinta kesehatan dan cinta pertanian yang menguntungkan dan hemat energi. Teknologi EM menjawab kebutuhan.pertanian organik dan cinta lingkungan dengan contoh," paparnya. Di sisi lain, sambung Wididana, teknologi EM isa pula digunakan untuk peternakan. Semisal bau limbah ternak dapat dikurangi dengan EM, melalui pemberian minum pada ternak, dicampur dalam makanan, dan disemprotkan air saat membersihkan kandang. Serta disemprotkan ke tumpukan kotoran ternak. "Bau kotoran ternak/ kandang yang menyengat membuat ternak stres, berkurang nafsu makannya, dan berkurang produksinya. Dengan EM, produksi ternak menjadi meningkat, serta biaya produksi menjadi menurun," jelasnya. (*/Ant)

Tags :
Kategori :

Terkait