Gandeng UGM, Mengulik Data hingga Belanda

Rabu 13-11-2019,12:33 WIB
Reporter : admin3 diskal
Editor : admin3 diskal

ARJUNA MAWARDI, Tanjung Redeb SEJATINYA, pemerintah sudah berulang kali mengajukan status Raja Alam sebagai pahlawan nasional. Namun, pengajuan mendapatkan penolakan pusat dengan dalih data-data sejarah tidak lengkap. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Berau, Totoh Hermanto. Dia menjelaskan, aspek penilaian yang tidak lengkap yaitu, silsilah Raja Alam secara detail. Terutama asal usul hijrah dari Makassar dan memutuskan berlabuh ke Berau dan mendirikan sebuah kerajaan. Serta, Aspek pendukung beberapa aset Pemkab Berau harus menggunakan nama Raja Alam. ”Kami terus mengumpulkan data-data terkait kekurangan itu,” katanya saat diwawancarai DiswayBerau, Selasa (12/11). Penolakan itu, terang Totoh, tak lantas membuat pemerintah patah semangat memperjuangkan status tersebut. “Masih kami dorong terus agar Raja Alam diakui sebagai pahlawan nasional. Penolakan itu sebagai motivasi kami terus berjuang untuk mencapai keinginan kita bersama,” tuturnya. Awal tahun depan, pihaknya kembali berjuang merebut status pahlawan nasional, dengan menggandeng Universitas Gajah Mada (UGM) Yogjakarta, untuk mengorek sejarah Raja Alam hingga ke Belanda. Kerja sama itu, dianggarkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) murni 2020. “Mekanisme kerjanya yang dibiayai APBD sudah satu item. Terserah pihak UGM mencari data ke mana. Dan kami targetkan tahun ini dapat,” jelasnya. Menurutnya, perjuangan pihaknya tidak sebanding dengan aksi heroik Raja Alam kala membendung penyerangan Belanda yang hendak menguasai Bumi Batiwakkal, pada abad ke-19 sekitar tahun 1830 silam. Bahkan, aksi Raja Alam pernah mendapatkan penghargaan dan pengakuan dari Presiden RI ke-3 B.J Habibie, dalam bidang atau peristiwa tertentu, di antaranya berjuang melawan penjajahan. Bahkan namanya diabadikan di Batalyon 613 Raja Alam Tarakan, Kaltara. Sehingga, lanjut Mantan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) ini, jasanya patut dijadikan monumen atau lambang raja gagah berani dan memiliki jiwa kepahlawanan yang mengiringi sejarah Kabupaten Berau. “Dengan status itu, generasi penerus kita tidak bakal lupa sejarah Berau, khususnya Raja Alam. Sehingga, namanya akan selalu kita kenang dengan sejumlah pahlawan veteran lainnya,” imbuhnya. Sebab, cerminan seseorang yang berbangsa tidak akan melupakan sejarah dan jasa pahlawannya. Sebab, sejarah telah mencatat perjuangan para pahlawan yang melepaskan cengkeraman penjajahan Belanda di Berau. “Perlu diberikan penghargaan setinggi-tingginya. Salah satunya dengan mengubah status Raja Alam menjadi pahlawan nasional,” tegasnya. Totoh Berharap, pengajuan pihaknya mengubah status Raja Alam menjadi pahlawan nasional tahun 2020, dapat disetujui. “Kami berharap, tahun depan status itu sudah diraih. Dan kami akan mengupayakan semaksimal mungkin,” haranya.(*/app)

Tags :
Kategori :

Terkait