Dunia Metaverse, Tren Baru dan Dampaknya pada Perekonomian

Rabu 06-04-2022,06:14 WIB
Reporter : Disway Kaltim Group
Editor : Disway Kaltim Group

JAKARTA – Dunia metaverse perlahan akan berdampak pada banyak aspek perekonomian. Aktivitas virtual menyerupai dunia nyata itu kini semakin banyak diadopsi pelaku usaha. Magnet ini diyakini akan semakin kuat dan membuat banyak perusahaan memanfaatkan metaverse. CEO & Co-Founder WIR Group Michael Budi mengatakan, minat itu semakin banyak karena didorong infrastruktur metaverse yang kini jauh lebih terjangkau. "Banyak yang berlomba masuk metaverse karena infrastruktur yang sebelumnya lebih mahal, kini lebih terjangkau," kata Michael Budi dalam webinar Indonesia Data and Economic Conference (IDE) Katadata 2022 dengan tema "How Will Metaverse Change The World", Selasa 5 April 2022. Metaverse, kata Michael, sebagai sebuah terobosan inovasi teknologi mulai menjadi tren dunia baru. Menggunakan perangkat augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) dapat digunakan oleh masyarakat luas dan perusahaan. Tujuan penggunaan metaverse, lanjutnya, untuk meningkatkan kinerja bisnis dan meningkatkan penjualan. Banyak merek perusahaan yang saat ini berlomba masuk metaverse. Ia menambahkan, dengan platform metaverse, orang tidak hanya mengonsumsi, namun juga menghasilkan atau memproduksi. Contohnya gen Z menghasilkan konten di Youtube. "Konsep menghasilkan pada metaverse yang dapat digunakan secara umum berlaku juga untuk UMKM dan semua toko. Semua bisa memproduksi sesuatu dan menghasilkan di dalamnya," ujar Michael, dikutip nomorsatukaltim.com -Disway Kaltim. WIR merupakan salah satu perusahaan Indonesia yang merambah teknologi metaverse. Perushaan teknologi yang berdiri sejak 2009 ini sudah melayani lebih dari seribu proyek di 200 negara untuk pembuatan toko virtual dan perangkat internet of things berbasis augmented reality. Belakangan, WIR bekerja sama dengan Bank BNI untuk membuat metaverse. SEVP Digital Business PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Rian Eriana Kaslan menjelaskan BNI masuk ke metaverse dengan tujuan perkembangan teknologi. "Kita antisipasi metaverse sebagai perkembangan teknologi yang sesuai dengan keinginan nasabah untuk mendapat pengalaman yang lebih baik. Dan pengalaman tidak hanya saat melakukan transaksi tapi lebih banyak kepada bagaimana menggunakan metaverse," kata dia. Ia mengatakan, BNI mempertimbangkan penggunaan metaverse untuk mendapatkan pengalaman terbaik. Yaitu edukasi dan informasi nasabah atau calon nasabah dari masyarakat dalam meningkatkan literasi keuangan. Sementara itu, Direktur Pemberdayaan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Bonifasius Wahyu Pudjianto menyebut riset per 2019 menunjukkan VR dan AR berpotensi meningkatkan GDP global hingga 1,5 triliun dolar AS. Selain itu, VR dan AR ini memberi dampak terhadap pekerjaan. Data menunjukkan ada peningkatan jumlah tenaga kerja di 2019. Ada 824 ribu pekerjaan yang dikaitkan dengan VR dan AR. Namun, dari proyeksi yang dilakukan pada 2030 akan mencapai 23,3 juta pekerjaan baru. Mengutip JP Morgan, metaverse akan menyusup ke semua lini ekonomi. Peluang ekonomi diperkirakan mencapai kurang lebih 1 triliun dolar per tahunnya. “Sangat besar nilainya, bahkan lebih dari pada itu diperkirakan pada 2026, 25 persen dari masyarakat akan menghabiskan waktunya setidaknya 1 jam per hari di metaverse. Bahkan, 30 persen organisasi dunia akan miliki produk dan layanan yang siap diakses di metaverse," paparnya. (red/dis)

Tags :
Kategori :

Terkait