Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Pengembangan area kilang minyak dan gas bumi (Migas) yang dikelola Pertamina (BUMN) di Balikpapan, menjadi objek vital nasional yang perlu didukung oleh seluruh lapisan masyarakat. Anggota Ombudsman RI Hery Susanto menyebut, salah satu dukungan masyarakat, yakni dengan mendorong pengawasan melalui kolaborasi masyarakat - Ombudsman, seperti yang diamanahkan Undang-Undang (UU) pelayanan publik. Hal itu disebutnya bakal sangat membantu mengatasi persoalan-persoalan dari aspek sosial, ekonomi, sehingga Pertamina dapat bekerja dengan maksimal di daerah operasionalnya. "Contohnya kilang di Balongan, Cilacap dan di Balikpapan, ada ledakan. Walaupun di Balikpapan kecil, tapi di Balongan yang meninggal dunia ada 4 orang," ujarnya, saat menjadi pembicara dalam diskusi publik, bertema peran dan kepedulian masyarakat Balikpapan dalam menjaga kilang minyak Pertamina sebagai objek vital nasional, yang digelar Lingkar Muda Indonesia (LMI), di Hotel Gran senyiur Balikpapan, Sabtu 26 Maret 2022 dikutip nomorsatukaltim.com - Disway National Network (DNN). Dengan bencana seperti itu, kata dia, ada konsekuensi yang besar yang harus ditanggung Pertamina. Karena itu Ombudsman merasa perlu untuk meningkatkan kolaborasi antar perusahaan, peran serta masyarakat lokal dan pemerintah, dalam upaya menjaga keberlangsungan kilang di Balikpapan. Kegiatan ini juga dihadiri Ketua Pembina LMI yakni Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkot Balikpapan Muhaimin, dan Staf Ahli Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Balikpapan Doortje Marpaung, Kabag Ops Polresta Balikpapan Kompol Sarbini. Ketua Yayasan Perguruan Tinggi (Yapenti) Universitas Balikpapan (Uniba) Rendy Ismail menyebut pengembangan kilang melalui proyek RDMP, diharapkan menyentuh aspek sosial, ekonomi masyarakat di Kota Beriman. "Sebanyak Rp 600 triliun akan diinvestasikan dalam program pembangunan ini (RDMP), sama dengan investasi membangun IKN. Kemudian apa dampaknya terhadap masyarakat," ujarnya. Rendy berharap Pertamina dapat menyerap tenaga kerja profesional, khususnya keterlibatan masyarakat lokal, para pemuda-pemudi di Balikpapan dengan persentase lebih besar. Dengan begitu, masyarakat tidak hanya merasa memiliki peran tapi juga tanggung jawab yang sama terhadap keamanan kilang minyak Pertamina sebagai objek vital nasional. "Yang kedua, informasi terkait kompetensi dan keahlian untuk pengembangan proyek ini perlu disampaikan kepada pemerintah daerah. Sehingga sekolah-sekolah bisa dibekali dengan kompetensi yang sesuai," katanya. Dalam kesempatan ini, Area Manager Communications, Relations dan CSR Kilang Internasional RU Balikpapan Ely Chandra menyampaikan perubahan besar yang terjadi di kilang Pertamina RU. Di mana perlu dipahami bahwa awalnya, kilang di Balikpapan dibangun untuk spesifikasi produk tertentu yakni solar, namun kini akan berubah dan menjadi kilang terbesar kedua setelah Cilacap. "Kemudian ada tuntutan energi ramah lingkungan, kebutuhan juga meningkat, sehingga diperlukan pengembangan melalui RDMP," terangnya. Selain akan menjadi kilang terbesar di Indonesia, kompleksitas di kilang di Balikpapan juga akan meningkat sampai 3 kali lipat. Di mana indikator kompleksitas di kilang Balikpapan selama ini dinilai 3,5 akan menjadi 9. Meski nilai indikator kompleksitas itu masih dibahwa kilang yang ada di Cilacap dengan nilai kompleksitas 11, katanya. "Kemudian produktifitas kilang RU V juga naik 100 ribu barel oil per day (BOPD)," ungkapnya. Adapun status kilang Balikpapan sebagai objek vital nasional, sangat dipengaruhi dengan berbagai ancaman bencana, sehingga harus diantisipasi dengan melibatkan masyarakat lokal. "Selama ini kami sudah berkoordinasi melalui program CSR dengan masyarakat sekitar. Sehingga mereka juga siap bila ada bencana, seperti banjir rob dan sebagainya," ungkapnya. (ryn/zul)
Ombudsman RI Dorong Masyarakat Ikut Berperan Jaga Kilang Balikpapan
Sabtu 26-03-2022,21:28 WIB
Editor : diskal16
Kategori :