Harga Batu Bara Naik Lagi, Imbas Perang Rusia-Ukraina

Minggu 06-03-2022,19:00 WIB
Reporter : bayong
Editor : bayong

Samarinda, nomorsatukaltim.com – Harga batu bara kembali naik tidak sampai sebulan. Untuk kedua kalinya, pengusaha emas hitam kembali bersukacita. Naiknya harga batu bara disinyalir imbas dari perang Rusia-Ukraina. Di mana akibat perang, harga gas di Eropa ikut melambung. Akibatnya negara-negara Eropa mencari alternatif demi memenuhi kebutuhan energi. Yaitu dengan batu bara. “Batu bara ini kan barang substitusi. Harga gas dan minyak naik, otomatis ikut naik juga,” ucap ketua Asosiasi Pengusaha Batu Bara Indonesia (APBI) Samarinda Eko Prayitno, Minggu (6/3/2022) kepada nomorsatukaltim.com - Disway National Network (DNN). Ia mencontohkan fenomena pada 2011 silam. Di mana harga minyak yang anjlok ikut membuat harga batu bara turut merosot. Sampai akhirnya harga pulih beberapa tahun kemudian, barulah harga batu bara kembali normal. “Nah sekarang ini isu perang bukan di batu bara tapi di minyak dan gas. Minyak naik, batu bara ikut naik. Karena sebagia bahan bakar alternatif larinya pasti ke situ (batu bara),” imbuhnya. Meningkatnya harga diprediksi akan menaikkan pula produksi batu bara. Harga ekspor ke luar negeri pun akan naik dan menambah devisa bagi negara. Tapi ada imbasnya. Harga Domestic Market Obligation (DMO) atau batu bara domestik diperkirakan akan ikut naik. Dengan kata lain, pengusaha pun turut berharap harga DMO bisa ikut menyesuaikan. “Kalau naik, DMO kan naik juga. Cuma tergantung nanti persentasenya berapa,” sebut Eko. Jika DMO diabaikan, katanya pasokan dalam negeri akan berkurang untuk menyuplai kebutuhan stok PLN. Karena itu DMO akan tetap dijalankan oleh pengusaha. Kalau pun DMO naik, kemungkinan tidak seberapa. Pengusaha masih bisa untung. “Ibaratnya kompensasilah dari kenaikan harga sekarang. Kalau DMO jalan enggak ada masalah sebenarnya.” Diketahui harga batu bara di pasar ICE Newcastle berada dikisaran 418, 75 Dolar per ton. Angka ini diprediksi akan terus meningkat, tergantung ekskalasi politik dan kebutuhan energi di Eropa. Sementara itu harga batu bara acuan (HBA) dalam negeri pun ikut melesat. Di mana pada Januari 2022 harga semula 158,5 Dolar per ton, naik menjadi 188,38 Dolar per ton. Naiknya harga batu bara ini sempat dikhawatirkan oleh Koordinator Nasional Publish What Your Pay (PWYP) Aryanto Nugroho. Perusahaan batu bara akan semakin menggenjot produksi. Yang lebih buruk, aktivitas pertambangan ilegal akan semakin marak. “Apalagi kalau harga batu bara naik, ini akan berlangsung semakin lama,” katanya beberapa waktu lalu. Karena itu ia meminta pemerintah tetap serius menjalankan pengawasan. Sebab, aktivitas pertambangan ilegal jelas tidak memberikan devisa atau pemasukan bagi negara. (boy/zul)

Tags :
Kategori :

Terkait