Ada Jargas, Gas 3 Kg di PPU Justru Langka Lagi

Minggu 24-10-2021,20:13 WIB
Reporter : admin12_diskal
Editor : admin12_diskal

PPU, nomorsatukaltim.com - Adanya sambungan jaringan gas (jargas) di Penajam Paser Utara (PPU) harusnya berdampak pada penggunaan gas tabung. Namun beberapa waktu terakhir, gas 3 kilogram (kg) di Benuo Taka langka lagi. Kejadian ini lama tak terdengar. Setidaknya sejak beroperasinya jargas pada akhir 2020 lalu, yang terpasang dengan total sebanyak 9.322 sambungan rumah (SR). Jargas terpasang di sebagian Kecamatan Penajam sampai Waru. Gas melon tersebut seminggu terakhir langka. Sulit ditemukan di tingkat pengecer. Bahkan, jika memaksa untuk mendapat gas bersubsidi tersebut, harga jualnya melambung hingga Rp 30 ribu per tabung. Padahal harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah daerah sebesar Rp 20 ribu. Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (KUKM Perindag) PPU, Bustam menyebutkan kelangkaan itu akibat stok yang memang terbatas. Lantaran ada pengalihan pengambilan gas ke Balikpapan. Padahal biasanya agen mengambil di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE) Babulu. Itu dilakukan oleh dua agen pemasok tabung elpiji yang ada di Kecamatan Penajam. “Informasinya itu pihak Pertamina meminta para agen mengambil elpiji ke Balikpapan dari SPBE Babulu,” ungkapnya, Sabtu (23/10/2021) kepada nomorsatukaltim.com - Disway News Network (DNN). Alasan yang ia ketahui, SPBE Babulu tidak sanggup melayani akibat stok dari Pertamina memang terbatas. Maka dari itu, peralihan tersebut berdampak terhadap pasokan gas 3 kg oleh agen ke PPU. Selain itu, karena biaya angkut dari Balikpapan lebih tinggi berakibat pula pada pengurangan pasokan oleh agen. “Biasanya dua kali dropping. Karena ngambilnya ke Balikpapan dan costnya lebih besar, jadinya hanya sekali dropping,” ujarnya. Untuk diketahui, sejak beroperasinya jargas tadi, Dinas KUKM Perindag PPU telah menyurati PT Pertamina (persero) untuk merelokasikan kuota gas 3 kg yang ada di Penajam ke kecamatan lain. Khususnya ke Sepaku dan Babulu. Kepala Dinas KUKM Perindag PPU, Sukadi Kuncoro menyebutkan hal itu sangat perlu dilakukan. Untuk memenuhi kebutuhan di wilayah yang belum ada jargas. "Kami juga menyadari, Penajam sudah cukup kuota. Karena, Jargas sudah ada mulai di Penajam sampai dengan Waru. Otomatis, itu harus menjadi perhatian," katanya. Lagi pula, kebutuhan di dua wilayah tadi masih besar, dan belum sebanding dengan alokasi yang ada. Sementara, sudah sejak 2018 lalu, kuota tak berubah. Masih 1,5 juta tabung per tahun. Namun, relokasi itu tetap menyesuaikan kebutuhan. Nantinya akan dipilih pangkalan mana saja yang masih membutuhkan. Seperti pelaku usaha kaki lima, tetap jadi perhatian Kuncoro. "Kuota tidak dikurangi, masih sama. Jadi agar tidak ada lagi yang kesulitan mencari gas 3 kilogram. Karena kebutuhan di tiap kecamatan merata. Kami ada datanya," jelasnya. Kuncoro menegaskan, selain soal pemerataan, jika hal itu tidak dilakukan, maka berpotensi menjadi bisnis gelap para pengecer. "Tapi kewenangan ada di Pertamina untuk merelokasikan sebagian. Bukan kami. Namun, hingga hari ini belum ada jawaban," sebutnya. Ia memastikannya ke depan akan kembali menyurati PT Pertamina untuk meminta perhatian atas relokasi kebutuhan gas masing-masing kecamatan. (rsy/zul)

Tags :
Kategori :

Terkait