Samarinda, nomorsatukaltim.com – Dies Natalis Universitas Mulawarman (Unmul) yang ke-59 direncanakan berjalan khidmat dan mengesankan. Pasalnya pada rapat senat terbuka, Presiden Joko Widodo meresmikan beberapa gedung baru hasil kerja sama pemerintah dengan IsDB. Namun aksi demonstrasi mahasiswa yang menilai Unmul ingkar, membuat perbedaan.
Massa aksi yang menamakan diri sebagai Jaringan Advokasi Mulawarman berorasi di depan gedung Integreted Laboratory (i-Lab). Tempat berlangsungnya rapat senat terbuka. Melakukan demonstrasi dengan bekal enam tuntutan pada Senin, 27 September 2021.
Tuntutan demi tuntutan itu fokus ditujukan pada Rektor Unmul. Dalam seruan aksinya, mereka juga menggaungkan tagar "#rektorberhianatmulawarmanmenggugat". (Rektor berkhianat, mulawarman menggugat).
Menurut mahasiswa, latar belakang munculnya aksi demonstrasi pada peringatan 59 tahun usia Unmul ini tak lepas dari banyaknya permasalahan di kampus terbesar dan tertua di Kaltim itu, yang tak kunjung mendapat perhatian dari para pemangku kepentingan.
Berbagai problematika yang dikaji dan dirumuskan mahasiswa dalam bentuk tuntutan itu antara lain: Menuntut Rektor mengoptimalkan pengelolaan sarana dan prasarana (sapras) di Unmul. Kemudian, menuntut Rektor Unmul untuk memberi apresiasi secara maksimal kepada mahasiswa yang berprestasi.
Selanjutnya pada tuntutan ketiga, mereka menuntut rektor dan jajaran untuk memaksimalkan dan mengoptimalkan kinerjanya. Mereka juga menuntut transparansi kenaikan BKT jalur mandiri tahun 2021, dari Rektor Unmul.
"Menuntut rektor untuk menjamin keselamatan mahasiswa selama perkuliahan tatap muka. Menuntut rektor transparansi anggaran Unmul," jelas mereka dalam tuntutan poin kelima dan enam, melalui rilis pers, kemarin.
*
Jawaban Tak Memuaskan
Hari itu, massa mahasiswa memulai aksi unjuk rasa sekitar pukul 10.30, menjelang siang. Mereka menggelar tuntutan dan orasi secara bergantian oleh para ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).
Tak lama setelahnya, Rektor Unmul datang menemui mereka di halaman gedung. Kedua belah pihak sepakat melakukan audiensi terbuka di tempat itu.
Dalan audiensi, mahasiswa menyampaikan tuntutan yang mereka bawa. Dan langsung ditanggapi pimpinan Unmul. Namun mahasiswa menganggap jawaban rektor belum memuaskan dan belum menjawab semua tuntutan.
"Sehingga Aliansi Jaringan Advokasi Mulawarman bersepakat melakukan audiensi kembali untuk menuntaskan permasalahan yang ada di Unmul," terang juru bicara kelompok tersebut, Reky.
*
Rapor Merah 59 Tahun Unmul