Kutim Tunggu Vaksinasi Pelajar Sebelum PTM

Rabu 08-09-2021,11:51 WIB
Reporter : Yoyok Setiyono
Editor : Yoyok Setiyono

KUTAI TIMUR, nomorsatukaltim.com – Sejumlah pemerintah daerah melakukan persiapan pembukaan sekolah, menyusul penurunan level  status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Setelah Penajam Paser Utara dan Samarinda, giliran Kutai Timur (Kutim) ancang-ancang menggelar pembelajaran tatap muka (PTM).

Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman mengatakan, pembahasan persiapan PTM melibatkan sekolah dan perguruan tinggi. “Tentu ada kebijakan lebih lanjut terkait hal ini,” ucap Ardiansyah. Pada tahap awal, Kutim akan menggelar uji coba. “Jadi nanti akan kami atur teknisnya seperti apa. Apakah SMA lebih dulu atau SMP dulu belum diputuskan,” katanya. Dalam aturan PPKM level 3, PTM boleh berjalan dengan berbagai syarat. Seperti hanya 50 persen kelas yang terisi, sarana penunjang prokes, pembatasan jam belajar, dan sebagainya. Dalam aturan terbaru yang dikeluarkan Kemendikbudristek, Nadiem Makariem, vaksinasi tidak lagi menjadi syarat PTM. “Kami tidak ingin nanti dari sekolah justru muncul peningkatan kasus lagi. Harus siap dulu baru berjalan,” tuturnya. Sementara Wakil Bupati Kutim, Kasmidi Bulang, pemerintah akan mempercepat vaksinasi di tingkat pengajar dan siswa. Khusus siswa, yang bisa divaksin pada rentang umur 12 hingga 17 tahun. “Jadi umur di bawah itu tidak divaksin. Tapi tetap untuk sekolah dasar bakal ada PTM juga,” kata Kasmidi. Oleh karena itu, masih perlu pembahasan lanjutan mengenai penerapan PTM ini. Termasuk juga agar dilakukan seragam di seluruh Kutim. Maka sekolah di tingkat kecamatan juga harus diberi sosialisasi langkah penerapan PTM ini. “Jadi tidak ada yang berbeda nantinya. Semuanya akan sama dalam menerapkan PTM,” urainya. “Untuk guru sudah cukup banyak. Apalagi banyak yang melakukan lewat vaksinasi massal. Nah untuk siswa ini kami minta dapat digenjot proses vaksinasinya,” kata Ardiansyah dilansir Disway Kaltim. Di Samarinda, persiapan PTM sudah mulai dilakukan. Wakil Wali Kota Rusmadi Wongso mengatakan persiapan terus dilakukan. "Kami akan pastikan melalui keputusan meski pada dasarnya saya melihat semua sekolah sudah siap. Baik sisi administrasi maupun sarana dan prasarana," kata Rusmadi. Memang pekan lalu Dinas Pendidikan setempat menyatakan PTM akan dimulai Selasa (7/9) kemarin di Sekolah Tangguh. Setidaknya ada 85 sekolah yang masuk dalam rekomendasi pemkot untuk dilaksanakan PTM. Jumlah itu merupakan akumulasi dari 14 sekolah yang sudah pernah melaksanakan PTM gelombang pertama dan 71 sekolah pada gelombang dua. Sebelumnya, Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas’ud mengaku mendapat banyak pertanyaan dari para orang tua murid terkait kepastian pembukaan kembali sekolah. "Ibu-ibu WA ke saya. Curhat dan bertanya kapan sekolah dibuka. Saya juga maunya sekolah segera dibuka," kata Rahmad Mas’ud saat memantau vaksinasi para pelajar di SMP Negeri 12, Senin (6/9). Ia menyebut, Pemkot Balikpapan mengikuti instruksi Mendagri terkait izin pembukaan sekolah di masa pandemi. Menurutnya pertimbangan membuka sekolah harus dititikberatkan pada risiko penyebaran virus corona yang lebih tinggi terhadap kelompok rentan seperti pelajar."Mudaratnya lebih banyak," kata Rahmad Mas’ud. Apalagi, masih banyak anak-anak usia sekolah yang belum mendapat vaksinasi. Seluruh SD, SMP dan SMA juga belum mendapat vaksin 100 persen. Sehingga dikhawatirkan muncul klaster baru, yakni klaster pelajar. Meski begitu, Balikpapan terus melakukan persiapan pembukaan sekolah. Pada Selasa (7/9) kemarin, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan akan menggelar simulasi PTM. Simulai berlangsung dari tanggal 7 sampai 20 September di beberapa sekolah. Kepala Disdikbud Balikpapan, Muhaimin  mengatakan simulasi dilakukan untuk mengingatkan kembali soal protokol kesehatan. “Juga mempersiapkan peserta didik, guru, dan lingkungan sekolah," ujarnya. Simulasi menyangkut mekanisme pemeriksaan siswa dan guru menjelang masuk kelas, penerapan prokes dalam kelas, pengurangan jam belajar, sampai prasarana pendukung prokes. “Untuk siswa SD pelajaran hanya berlangsung 2 jam dan 2 jam 30 menit untuk SMP. Kedunya tanpa istirahat. Disdikbud mengatur agar pelajar yang sudah divaksin akan diprioritaskan untuk mengikuti proses PTM. "Karena memang belum semua disuntik vaksin. Artinya untuk pelaksanaannya masih kombinasi daring dan tatap muka," tukasnya. Di Penajam Paser Utara (PPU) PTM terbatas sudah memasuki pekan ketiga. Sampai kemarin belum terlihat laporan kegiatan tersebut pada angka penderita  COVID-19. Terdapat 126 SD dan 32 SMP yang menjalankan pembelajar langsung. *BCT
Tags :
Kategori :

Terkait