Mencoreng Olahraga dan Nama Baik Berau

Selasa 22-10-2019,13:18 WIB
Reporter : admin3 diskal
Editor : admin3 diskal

KETUA Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Al Hamid, mengecam pihak yang menelantarkan 23 atlet yang didatangkan dari Pulau Jawa, untuk memeriahkan turnamen terbuka bola voli Piala Abenk Parfum Cup 2019. Hamid menegaskan, penelantaran atlet tersebut sangat mencoreng dunia olahraga dan nama baik Kabupaten Berau. Apalagi, dari 23 atlet yang didatangkan, di antaranya merupakan pemain Pro Liga. “Saya menyayangkan permasalahan ini terjadi. Berau kan jadi lokasi pelaksana, tentu berdampak dengan daerah. Baik olahraganya maupun nama daerahnya,” katanya kepada Disway Berau, Senin (21/10). Lanjut Hamid, permasalahan telantarnya atlet, bukanlah masalah cabang olahraga (Cabor)-nya, melainkan masalah individu atau perorangan. Pasalnya, berdasarkan kacamata pribadinya, penyelenggaraan ini “berbau” bisnis. Sehingga, nama cabor tidak bisa dilibatkan dalam permasalahan ini. “Apapun itu, tidak bisa dikaitkan dengan olahraganya. Ini real bisnis to bisnis. Pihak yang mendatangkan atlet harus bertanggung jawab,” tegasnya. Permasalahan ini, menjadi pembelajaran bagi seluruh pihak yang akan menggelar turnamen olahraga di Bumi Batiwakkal. Ke depannya, diharapkan dapat melibatkan cabor daerah, dalam kepanitiaan atau pelaksanaan acara. Dengan keterlibatan cabor, penyelenggaraannya dapat terkonsep dan terkalender dengan baik, serta meminimalisir kejadian ini terulang kembali. “Kami juga berharap, panitia pelaksana harus bertanggung jawab dan secepatnya menyelesaikan permasalahan ini,” pintanya. Sementara, Sekretaris Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI), Edy Nazaruddin membenarkan, jika pihaknya tidak dilibatkan dalam struktur kepanitiaan. Hanya sebatas administrasi, jelas Edy, penyelenggara hanya mengajukan permohonan wasit ke PBVSI, untuk memimpin jalannya pertandingan pada Turnamen Terbuka Bola Voli Abenk Parfum Cup 2019. “Bukan tidak ada rekomendasi. Hanya saja, kami tidak dilibatkan kepanitiaan, hanya sebatas administrasi dan itu boleh-boleh saja,” jelasnya. Persoalan ini, juga mendapat sorotan dari Wakil Bupati Berau Agus Tantomo. Ia mengaku terkejut mendengar berita adanya atlet yang telantar hingga nyaris diusir dari hotel, akibat tidak mendapatkan pelayanan maksimal dari panyelenggara turnamen. “Saya baru tahu siang tadi, waktu mau pulang istirahat baca koran (Disway). Saya masih cek siapa panitianya,” ujarnya. Lanjut Agus, kejadian dugaan penelantaran yang dilakukan salah satu penyelenggara turnamen bola voli itu, merupakan murni tanggung jawab panitia. Sebab event bukan merupakan bagian ataupun rangkaian kegiatan yang digelar Pemerintah Kabupaten Berau. Meski begitu, Agus akan menjalin komunikasi dengan penyelenggara kegiatan, melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) ataupun Komite Olahaga Nasional Indonesia (KONI), guna mencari penyebab terjadinya penelantaran atlet voli yang diundang ke Bumi Batiwakkal. Upaya ini, ditempuh Agus, guna menjaga nama baik daerah di mata pemain voli nasional. Sebab, dikhawatirkan, akibat dari gagalnya satu oknum penyelenggara kejuaraan nantinya akan berdampak pada kegiatan serupa yang dilaksanakan pihak lain. “Kami tidak ingin ini menjadi noda hitam bagi cabang olahraga voli Berau, makanya ini harus segera dituntaskan. Kedua belah pihak harus bertemu dengan difasilitasi Dispora,” tutupnya. (*/jun/*/zuh/app)

Tags :
Kategori :

Terkait