RS Swasta di Kutim Diminta Bersiap Hadapi Lonjakan Kasus COVID-19

Senin 19-07-2021,07:00 WIB
Reporter : admin12_diskal
Editor : admin12_diskal

KUTIM, nomorsatukaltim.com - Pemkab Kutim menyiapkan berbagai skenario untuk menghadapi ledakan kasus COVID-19. Salah satunya dengan menambah rumah sakit (RS) yang dapat merawat pasien positif. RS swasta diminta untuk segera bersiap diri.

Kebijakan ini dikeluarkan Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman usai mengikuti rapat evaluasi Tim Satuan Tugas COVID-19 Kutim. Rapat berlangsung pada Kamis (15/7/2021) lalu. Tentunya berdasar pada fakta terkait tingginya warga yang terkonfirmasi COVID-19 dalam beberapa pekan ini. "Kami harus menyiapkan planning terhadap rumah sakit untuk merawat pasien," ucap Ardiansyah. Bahkan RSUD Kudungga diminta untuk dapat menambah ruang perawatan pasien COVID-19. Rekayasa pun diberikan seluas-luasnya kepada pihak rumah sakit untuk mengatur penambahan ruangan ini. Tentunya disesuaikan dengan segala sumber daya yang dimiliki. "Semua perlengkapan dan perawat yang ada harus bisa dikerahkan," tuturnya. Kemudian untuk rumah sakit lain, Bupati Kutim meminta agar bersiap untuk menerima perawatan pasien COVID-19. Walaupun hanya diminta menyiapkan diri, tapi rumah sakit (RS) swasta wajib untuk memasang kuda-kuda terhadap lonjakan pasien yang harus dirawat. "Teknisnya akan diatur oleh Dinas Kesehatan (Diskes). Kabarnya RS PKT sudah mengajukan diri," ungkapnya. Diketahui, selama ini yang bisa merawat pasien COVID-19 hanya RSUD Kudungga dan RS Medika. Sementara dua rumah sakit lain, seperti RS Meloy dan RS PKT Prima Sangatta belum jadi rujukan. Tapi kini dua rumah sakit swasta itu diminta untuk dapat menerima perawatan pula. Hal ini bukan tanpa sebab. Mengingat situasi pandemi di Kutim semakin banyak. Jika sebelumnya jumlah warga terkonfirmasi positif berkisar di angka 50 hingga 70 saja. Kini meningkat jadi 150 orang per harinya. Begitu pula dengan wilayah kecamatan yang berstatus zona merah. Jumlahnya kini menjadi 11 kecamatan, dari sebelumnya hanya 5 kecamatan saja. Sedangkan dengan status oranye ada 2 kecamatan yaitu Telen dan Long Mesangat. Sementara Kecamatan Muara Bengkal, Muara Ancalong, Batu Ampar, Kaliorang dan Sandaran berstatus kuning. Hal ini yang membuat Ardiansyah merasa perlu untuk melakukan rekayasa terhadap kondisi rumah sakit. Agar pasien yang harus menjalani perawatan dapat tertampung di empat rumah sakit yang ada. Menurutnya, Kutim harus bersiap untuk menghadapi kemungkinan terburuk. "Saat ini kondisinya sudah makin meningkat. Semoga saja tidak ada lonjakan yang berarti," tuturnya. (bct/zul)
Tags :
Kategori :

Terkait