Ketua Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (Peraboi) dr Walta Gautama SpB(K)Onk.
========
Samarinda, DiswayKaltim.com – Perempuan belum hamil berpotensi mengidap kanker payudara. Hormon estrogen dalam payudara tidak tersalurkan. Menumpuk. Sehingga memicu tumbuhnya benjolan atau daging tumbuh.Namun itu masih dugaan. Penyebab pastinya belum diketahui. Ketua Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (Peraboi) dr Walta Gautama SpB(K)Onk menuturkan itu. Penyebabnya berhubungan dengan hormon.
Perempuan yang tidak pernah hamil dan menyusui membuat payudara tidak beristirahat. Kelenjar payudara sendiri menghasilkan hormon estrogen setiap fase datang bulan.
“Estrogen ini dipakai oleh rahim supaya elastis ketika ada bayi. Rahim itu memakai estrogen dari payudara,” terang dr Walta di kantor Gubernur Kaltim, Jumat (18/10/2019).
Tidak hamil dan menyusui, faktor risikonya menjadi bertambah.
Pengidap berusia 40-50 tahun berpotensi besar mengidap. Namun usia 20-an pun tetap rawan. Umumnya keluhan utama adalah adanya benjolan yang terasa pada payudara. Tapi benjolan tersebut ada yang nampak, ada pula yang tidak. Untuk mengetahuinya adalah dengan melakukan USG dan momografi.
“Gejala awal biasanya hanya benjolan. Mau kecil atau pun besar itu sudah harus diperiksa,” tegasnya.
Dia tidak merekomendasikan penanganan hanya mengandalkan obat herbal. Lalu penanganan medis dikesampingkan. Justru potensi naik stadium malah lebih besar. Harapan untuk sembuh menjadi kecil. Biaya berobat pun lebih mahal. Karena itu, kuncinya ada pada deteksi dini.
Mengobati kanker katanya jangan ditunda. Semakin ditunda penanganan medis, status stadium akan naik. Kemungkinan terburuk adalah kematian bagi si pengidap.
“Sempat viral kayu bajakah, silakan. Tapi jangan ditinggal medisnya. Kalau bisa diambil barangnya (benjolan,red), ambil. Karena itu cara yang paling terbaik. Kalau tidak diangkat akan meninggal,” imbuh dr Walta. (boy/dah)