Godaan Investasi Utusan Xi

Senin 03-05-2021,14:26 WIB
Reporter : admin12_diskal
Editor : admin12_diskal

Pemodal Tiongkok kian agresif mengincar Kalimantan Timur. Setelah Hongshi Holding menyaplok Kobexindo Cement di Kutai Timur, giliran bisnis kelistrikan jadi incaran investasi. Siapa diuntungkan?

nomorsatukaltim.com - WAKIL Gubernur Kalimantan Timur, Hadi Mulyadi memimpin langsung pertemuan dengan pimpinan China National Technical Import and Export Corporation (CNTIC), pekan lalu. Pertemuan berlangsung di Ruang Rapat Tepian, Kantor Gubernur. Hadi Mulyadi tampil full team.  Ada Asisten Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Abu Helmi. Kepala Bappeda Kaltim, Aswin sampai Kepala Perwakilan BI Kaltim Tutuk SH Cahyono. Wagub juga mengajak Bankaltimtara dan Perusda Ketenagalistrikan Kaltim. Sedangkan di pihak CNTIC Kepala Perwakilan CNTIC, Luo Yi ditemani partner dari Indonesia,  Direktur PT Nagabhuana, Harmaji. Perusahan ‘BUMN’ milik Tiongkok yang fokus mengembangkan pembangkit listrik (powerplant), tengah menjajaki investasi di Benua Etam. Dalam pertemuan itu, Luo Yi mengaku telah menyiapkan modal miliaran rupiah. Dalam presentasi di depan wagub, terungkap CNTIC lebih fokus pada pengembangan pembangunan powerplant atau pembangkit listrik. Mereka juga menawarkan pembangunan jalan tol dan kereta api, impor dan ekspor teknologi, serta kontrak proyek di bidang rekayasa tenaga listrik dan infrastruktur. Dalam pertemuan itu, Hadi Mulyadi menyambut baik atas keinginan Manajemen CNTIC untuk berinvestasi di Benua Etam. Ia berharap, kerja sama ini dapat diarahkan sesuai dengan kebutuhan Kaltim. Bukan hanya berorientasi pada profit perusahaan. "Prinsipnya Pemprov Kaltim senang dan bangga, siapa saja yang ingin berinvestasi. Hanya saja, diharapkan investasi itu dapat memberikan manfaat besar bagi seluruh masyarakat," ujar Hadi. Apalagi, dalam bidang ketenagalistrikan, baik Kaltim mau pun Kalimantan, saat ini secara menyeluruh sudah surplus untuk pembangkit listrik. Karena itu, Pemprov Kaltim menawarkan sebaiknya, investasi diarahkan pada pengembangan industri hilirisasi. "Kalau pembangkit listrik kami sudah surplus dan komunikasinya jelas langsung ke PLN atau pusat. Kami usulkan jika CNTIC mau investasi, sebaiknya pengembangan hilirisasi," jelasnya. Hadi menjelaskan, potensi industri hilir Kaltim besar, mulai batu bara, CPO atau Kelapa Sawit dan sektor perikanan. "Semua itu telah ekspor. Tinggal bagaimana industri hilirnya. Jika CNTIC mau, kami tentu sangat senang. Industri ini bisa dikembangkan melalui kawasan industri yang sudah kami miliki, baik di Maloy maupun Kariangau Balikpapan," tambahnya. Kepala Biro Infrastruktur dan Sumber Daya Sekretariat Daerah Provinsi (Setdaprov) Kaltim, Lisa Hasliana mengatakan, pihaknya juga menawarkan beberapa proyek strategis lainnya. Yang bisa memberikan ruang investasi kepada CNTIC untuk bergabung. Di antaranya adalah proyek Jalan Tol Samarinda - Bontang. Namun, Lisa menyebut, pihak CNTIC harus mengikuti proses lelang investasi di Kementerian PUPR. Kemudian, ada proyek Jalan Tol Teluk yang menghubungkan Penajam Paser Utara (PPU) ke Balikpapan. Yang juga terhubung dengan proyek jembatan Pulau Balang. Dan proyek kereta api PPU - Kutai Barat. Proyek strategis lain yang ditawarkan, di bidang ketenagalistrikan sesuai dengan kriteria CNTIC adalah pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kecamatan Tabang, Kutai Kartanegara. Lisa mengatakan, Pemprov Kaltim memiliki rencana membangun PLTA Tabang dengan kapasitas 90 Megawatt (MW). Dengan sumber air dari Sungai Belayan. Jika CNTIC berminat pada investasi proyek ini, tentu akan mempercepat rencana pembangunan PLTA tersebut. "Itu semua proyek infrastruktur dan powerplant yang kita ingin bangun. Tinggal kesepakatan mereka, siap investasi di mana," ujar Lisa kepada Disway Kaltim dan nomorsatukaltim.com, Kamis (29/4/2021). Dari hasil pertemuan pertama dengan pemprov Kaltim, belum ada kesepakatan khusus antara dua belah pihak. Namun, Lisa menyebut, pihak CNTIC sepertinya serius ingin berinvestasi di Kaltim. Setelah pertemuan dengan pemprov Kaltim, pihak CNTIC juga melakukan pertemuan khusus dengan Badan Perencanan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMTSP) Kaltim. "Jadi potensi peluang kerja sama ini berlanjut, sepertinya ada. Mereka termasuk perusahaan yang bonafit juga," terang Lisa. Namun, masih belum ada informasi pertemuan lanjutan yang membahas rencana investasi CNTIC ini di Kaltim. Lisa menyebut, pihak CNTIC masih perlu mempertimbangkan dan mengkaji hasil kunjungannya ke Kaltim. Dan tawaran kerja sama yang diminta oleh pemprov Kaltim. Terkait rencana investasi perusahaan asal Negeri Xi Jinping itu, Ketua Kadin Kaltim, Dayang Donna Faroek menyambut baik. "Menguntungkan kalau terealisasi. Sekarang kan masih taraf pembicaraan pembiayaan proyek strategis. Apalagi yang dilirik CNTIC kan ketenagalistrikan," ujarnya.  Asal tahu saja, saat ini listrik di Kaltim mengalami surplus hingga lebih dari 500 MW.

URUTAN SEMBILAN

Meski Tiongkok akhir-akhir ini gencar membelanjakan uangnya di Kalimantan Timur, namun nilai investasi negara itu masih kecil. Singapura masih menempati urutan teratas sebagai negara dengan investasi mencapai  USD 150 juta atau dengan porsi 39,75%. Kemudian disusul Australia dengan investasi USD 50 juta, sama dengan 13,38%. Urutan ketiga ada Mauritius dengan investasi USD 49 juta, disusul Jerman (USD 33 juta), dan British Virgin Islands (USD 26 juta). Di posisi selanjutnya ada Inggris (USD 21 juta), Korea Selatan (USD   15 juta), Malaysia (USD12 juta), Tiongkok (USD 9 juta) dan Jepang (USD 3juta).

REALISASI INVESTASI

Terkait realisasi investasi sepanjang tahun 2020, Kalimantan Timur masih tetap tumbuh di tengah pandemi global. Berdasarkan catatan Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), nilai investasi melebihi target. Tahun lalu realisasi investasi, baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal  Asing (PMA) menembus Rp 31,38 triliun atau 147,31%. Sementara target investasi sebesar Rp 21,3 triliun. Dari jumlah itu, serapan tenaga kerja mencapai 25.990 orang. Rinciannya, sebanyak 4821 orang pada triwulan I, 9.084 orang triwulan II, 5.307 orang triwulan III dan 6.778 orang pada triwulan IV. Khusus triwulan IV 2020, capaian invetasi sebesar Rp 8,23 triliun atau 38,63% dari target Rp 21,3 triliun. Investasi itu berasal dari PMDN sebesar Rp 7,3 triliun atau 88,68% dari keseluruhan realisasi investasi triwulan IV. Investasi lainnya datang dari PMA sebesar Rp 0,93 triliun atau 11,32% dari realisasi investasi triwulan IV. Kota Balikpapan menjadi lokasi investasi PMDN tertinggi pada triwulan IV dengan Rp 4,29 triliun (58,79%). Disusul Kabupaten Kutai Kartanegara Rp 608,39 miliar (8,34%) dan Kutai Barat Rp 516,03 miliar (7,07%). Investasi PMDN ke Kaltim pada triwulan IV 2020 didominasi industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi Rp 4,52 triliun atau 61,98% dari seluruh investasi dari PMDN. Berikutnya tanaman pangan, perkebunan dan peternakan Rp 1,01 triliun atau 13,85% dari seluruh investasi PMDN. Investasi PMDN di tiga besar triwulan IV adalah pertambangan dengan nilai Rp 816,57 miliar atau 11,18%. Serapan tenaga kerja dari investasi PMDN mencapai  5.440 orang. Pada periode yang sama, realisasi investasi dari PMA sebesar Rp 931,33 miliar. PMA tertinggi berada di Kabupaten Kutai Timur dengan nilai investasi US$ 24,7 juta atau setara Rp 356,24 miliar (38,25%). Selanjutnya di posisi kedua Kabupaten Kutai Kartanegara dengan nilai investasi US$ 23,7 juta atau Rp 341,84 miliar (36,7%) dan Kota Balikpapan US$ 6,4 juta atau senilai Rp 93,14 miliar (10%). Triwulan IV 2020, investasi PMA banyak mengarah ke sektor pertambangan yakni sebesar US$ 29,6 juta atau setara Rp 356,24 miliar (45,9%), tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan US$ 11,4 juta atau setara Rp 164,67 miliar (17,68%) dan industri mineral non logam US$ 8,09 juta atau senilai Rp 116,6 miliar (12,51%). Sementara tenaga kerja terserap dari investasi PMA ini sebanyak 1.338 orang. Tenaga kerja Indonesia 1.293 orang dan tenaga kerja asing 45 orang. Sedangkan peringkat realisasi investasi Kaltim di level nasional ada di peringkat 7 untuk PMDN. Sementara realisasi investasi masuk peringkat 16. Sementara peringkat realisasi investasi triwulan IV 2020 PMDN peringkat 6 dan PMA peringkat 17. (krv/yos)
Tags :
Kategori :

Terkait