Samarinda, nomorsatukaltim.com – Usai babak belur di Kartini Cup Bali. Tim cricket putri Kaltim langsung dievaluasi. Seluruh pemain dan pelatih dipanggil oleh Pengprov PCI Kaltim. Tak menutup kemungkinan, bakal ada pemain yang dicoret dari Tim PON. Wah!
Tim cricket putri Kaltim diketahui hanya nangkring di posisi keempat dari enam daerah yang berpartisipasi di Karini Cup Bali lalu. Hasil ini jelas di luar dugaan. Karena Kaltim sendiri sejatinya berstatus tim favorit juara.
Selain persiapan yang sangat minim. Di mana dalam 2 minggu persiapan mereka sebelum terbang ke Bali. Hanya menjalani 3 kali latihan gim. Itu pun tidak di venue yang representatif. Ada sebab lain yang justru datang dari sisi non teknis. Yakni skuat Kaltim terlalu kepedean. Meremehkan tim-tim yang di atas kertas, mudah mereka kalahkan.
Kekalahan dari Sulawesi Selatan dan Papua jadi buktinya. Di beberapa pertemuan sebelumnya. Dua daerah tersebut kerap jadi bulan-bulanan tim Kaltim. Tapi vakum akibat pandemi ternyata membuat mereka semakin kuat. Sebaliknya yang dialami tim Kaltim. Benar-benar di luar dugaan.
Soal tempat latihan itu, Sekum Persatuan Cricket Indonesia (PCI) Kaltim, Budhi Iriawan mengatakan memang menjadi kendala utama. Karena selama pandemi, Stadion Madya Sempaja tertutup untuk atlet. Sehingga pada persiapan sebelum kejurnas lalu, mereka hanya menggunakan lapangan futsal. Yang tentu berbeda sekali suasananya dengan lapangan cricket.
Sementara sudah lama atlet hanya menjalani latihan mandiri. Sedikit banyak atlet kesulitan menerapkan taktik yang diberikan pelatih.
“Iya, jadi hasil di Bali kemarin kurang menggembirakan ya. Kita hanya nangkring di posisi keempat, di bawah Bali, DKI, dan Sulsel. Lalu tim kita (Kaltim) baru kemudian Papua.”
“Kendala kami pertama karena setahun terakhir atlet hanya berlatih mandiri. Tidak latihan bersama.”
“Termasuk tempat latihan, karena sampai saat ini kita belum diperbolehkan menggunakan fasilitas latihan di Stadion Madya Sempaja.”
“Memang persiapan sebelum mengikuti turnamen di Bali kemarin kita hanya berlatih selama kurang lebih tiga kali dan hanya menggunakan tempat latihan futsal, yang tentu tidak akan sama hasilnya ketika latihan bersama.”
“Nah, persoalan lain yang pasti kita evaluasi adalah ketika mereka bertemu dengan Sulsel dan Papua. Lalu anak-anak terlalu over confident, karena selama ini kita banyak menangnya ya dan tidak mengetahui bahwa lawan ternyata memiliki perkembangan yang cukup pesat. Ini masalah internal yang akan segera kami benahi,” terang Budi baru-baru ini.
Lebih jauh, Budhi bilang evaluasi yang dilakukan Pengprov PCI Kaltim. Tak melulu soal fasilitas latihan saja. Tak menutup kemungkinan, atlet yang di kejurnas lalu tampil di bawah standar, bakal dicoret dari Tim PON.
Setelah ini, PCI Kaltim bakal langsung mengumpulkan atletnya untuk latihan bersama. Dengan pola latihan yang lebih intensif lagi. Rencananya, digelar usai Lebaran Idulfitri dan sebelum Puslatda KONI Kaltim. Mereka perlu bergegas lagi karena selain PON yang kian dekat. Fakta bahwa tim Kaltim sudah jauh tertinggal dari daerah-daerah kuat membuat PCI Kaltim harus melakukan hal besar untuk membenahi tim.
“Banyak sekali missed komunikasi terjadi di lapangan, baik pada saat building, maupun saat backing. Kita segera lakukan pembenahan, kita mau mereka berkumpul sebelum Puslatda, tapi ya itu tadi kendala lapangannya belum diberikan izin pemakaian. Dan soal lapangan ini belum ada solusinya sampai saat ini.”
“Tanggal 19, 20 April kemarin kita sudah panggil setiap pemain dan kita sampaikan kekurangan dan kelebihannya. Sekitar dua sampai tiga pemain akan kita lakukan pergantian, melihat performa mereka di Bali kemarin. Dalam waktu dekat pengprov beserta tim pelatih segera putuskan nama pemain yang bakal diganti, karena memang secara fisik lemah dan kurangnya kontribusi terhadap tim,” pungkasnya. (frd/ava)