Samarinda, nomorsatukaltim.com – Pelatih karate Kaltim, Jalu mengungkapkan puasa Ramadan tak mempengaruhi intensitas latihan anak asuhnya. Hanya memang ada sedikit penyesuaian. Karena haus dan lapar tidak bisa dilawan.
Bulan Ramadan tentu tak bisa dijadikan alasan bagi atlet untuk mengendurkan intensitas latihan. Terlebih bagi mereka yang akan bertarung di PON Papua mendatang. Hal itu pula yang dilakukan oleh Tim PON Kaltim cabor karate.
Mereka tak ingin melawan lapar dan dahaga dengan balik menggenjot fisik atletnya. Sebaliknya, selama bulan puasa ini. Program peningkatan fisik tidak lagi jadi prioritas. Kini mereka konsentrasi untuk menggembleng teknik dan taktik. Yang cenderung menggunakan tenaga yang lebih kecil.
Selain alasan adaptasi dengan situasi. Langkah ini diambil juga karena karate sudah masuk ke persiapan khusus. Alias sudah waktunya menggenjot teknik dan taktik. Lantaran level fisik sudah sesuai yang diharapkan. Ditambah, tak lama, para atlet akan memasuki karantina di Puslatda KONI Kaltim.
“Selama bulan puasa fisik kita kurangi. Karena sudah masuk di periode peningkatan teknik. Dan nanti di Papua sendiri kita juga akan bertanding di indoor. Jadi kita maksimalkna fisik untuk indoor. Dan tepat saja ini sudah mau masuk ke pola strategi, taktik, teknik yang memang harus lebih diperhatikan,” kata Jalu Senin 19 April 2021.
Di momen puasa ini juga, Jalu telah meminta pada atletnya untuk lebih terbuka terkait kondisi fisiknya. Agar program latihan yang disusun tim pelatih bisa lebih efektif dan terukur. Karena selain puasa, toh saat ini pandemi virus corona belum mereda.
“Awal puasa kemarin sempat kita liburkan sehari. Lalu kita mulai lagi dan coba kita terapkan latihan sekali sehari. Tetap kita maksimalkan, latihan giat namun tetap menjaga ibadah puasa mereka. Jadi ada triknya untuk menyikapi puasanya, selain waspada COVID-19 yang setiap latihan selalu saling mengingatkan,” tambahnya
“Kita coba mainkan dalam waktu yang relatih lebih panjang memang. Karena memang spare waktu yang cukup. Yang perlu diingat adalah kita merupakan cabor yang wajib memperhatikan berat badan. Jadi takarannya harus pas.”
Disinggung soal asupan gizi dan nutrisi atlet. Jalu bilang bahwa kedua hal itu sudah kewajiban sebagai pelatih memberikan arahan kepada atletnya.
“Syukurnya KONI Kaltim intens memberikan kita penataran dan pelatihan gizi. Saya rasa semua pelatih memahami kebutuhan nutrisi yang jadi kebutuhan atlet. Selain memang ada suplemen yang diberikan rutin. Dan alhamdulillah ketua kami Pak Seno Aji juga sudah langsung ambil keputusan semua urusan konsumsi atlet di tangani oleh katering,” tutup Jalu. (frd/ava)