Penurunan Kuota Produksi Batu Bara Berimbas Negatif Pada Ekonomi Kaltim

Jumat 11-10-2019,15:12 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Gubernur Kaltim Isran Noor. (Mubin/DiswayKaltim)

Samarinda, DiswayKaltim.com – Gubernur Kaltim Isran Noor menanggapi penurunan kuota produksi batu bara tahun ini di Bumi Etam. Ia akan mengambil langkah cepat. Mengevaluasi penyebab berkurangnya kuota tersebut.

“Kita akan evaluasi terus,” kata Isran sambil menaiki mobilnya di halaman Rumah Sakit Atma Husada Samarinda. Jumat (11/10/2019) siang.

Sebelumnya, ia sempat menyangkal penurunan kuota produksi batu bara di Kaltim. Namun setelah disodorkan data dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kaltim, Isran berdalih.

“Masa turun? Saya baru tahu turun. Enggak ada. Enggak turun kok. Belum (terima datanya, red.),” sebutnya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kaltim Tutuk SH Cahyono menyebut, penurunan kuota produksi batu bara akan berimbas negatif terhadap perekonomian Kaltim.

Pasalnya, sekira 40 persen pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) provinsi ini disumbang batu bara.

“Pertumbuhan ekonominya akan turun. Pertumbuhan ekonomi itu dari barang dan jasa. Kalau produksi barangnya turun, pertumbuhan ekonominya turun,” jelas Tutuk di kantornya yang terletak di Jalan Gadjah Mada Samarinda.

Ia menyarankan pemerintah mengambil langkah menanggulangi masalah tersebut. Agar tidak berefek negatif terhadap perekonomian Kaltim.

Tutuk berpendapat, pemerintah mesti membuka iklim investasi yang kondusif. Supaya investor merasa nyaman berinvestasi di Kaltim.

Selain itu, ia menyarakan pemerintah membuka investasi di bidang hilirisasi minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO).

“Bukan hanya batu bara yang mentah saja. Karena batu bara itu sudah turun. Kita kaya CPO. Jangan cuma mandek sampai CPO. Bikin turunannya. Bahan bakunya ada di sini,” sarannya.

Investasi pada sektor hilir CPO akan menguntungkan Kaltim. Begitu juga dengan sektor hilir batu bara.

Pemerintah diminta mengajak para investor urung rembuk. Menggali alasan investor agar mau berinvestasi di bidang hilirisasi CPO dan batu bara.

“Kalau tanahnya mahal. Diperbaiki. Mungkin dibuat kebijakan. Gimana caranya tanah enggak terlalu mahal. Dibuat regulasi yang lebih simpel,” imbuh Tutuk. (qn/eny)

Tags :
Kategori :

Terkait