Pemkot Resmikan Bank Darah RS Medika Utama Manggar 

Sabtu 17-04-2021,14:40 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Sehingga rumah sakit memerlukan bank darah sendiri untuk mengantisipasi kebutuhan pasiennya. "Perencanaan pelayanan bank darah sudah dimulai sejak awal berdirinya RS, November tahun lalu,"

Balikpapan, nomorsatukaltim.com – Salah satu masalah kesehatan yang sering dikeluhkan warga Balikpapan Timur adalah minimnya ketersediaan stok darah. Tak jarang masyarakat yang mengidap anemia, atau beberapa penyakit kronis lainnya terlambat penanganan disebabkan kurangnya pasokan darah. "Anemia kan memang perlu transfusi darah. Terutama juga untuk operasi caesar, itu sebelum operasi perlu persiapan darah," ujar Direktur Rumah Sakit Medika Utama Manggar Muhammad Abduh, saat ditemui usai peresmian unit pelayanan Bank Darah, Jumat (16/4/2021). Menurutnya, selama ini pihaknya sering terkendala waktu dan jarak tempuh menuju kantor Palang Merah Indonesia (PMI) Balikpapan untuk mengambil beberapa kantong darah. Sehingga RS memerlukan bank darah sendiri untuk mengantisipasi kebutuhan pasiennya. "Perencanaan pelayanan bank darah sudah dimulai sejak awal berdirinya RS, November tahun lalu," katanya. Ia menyebut selama ini rumah sakit yang dipimpinnya menjadi satu-satunya rujukan masyarakat pesisir saat ada warganya yang memerlukan pertolongan medis. Karena untuk saat ini fasilitas dan pelayanannya dinilai lebih memadai dari pada Puskesmas Manggar yang sudah lebih dulu berdiri. "Kami sudah bisa melayani pasien dari mana saja. Beberapa ada dari Samboja dan kami juga sudah menerima pasien BPJS," ungkapnya. Kepala PMI Balikpapan Dyah Muryani yang hadir dalam peresmian mengungkapkan, selama ini memang ada kendala distribusi darah ke wilayah timur karena jaraknya cukup jauh. Padahal menurutnya, wilayah timur termasuk daerah yang rawan kecelakaan lalu lintas, ibu melahirkan dan banyak ditemui warga yang mengidap penyakit anemia. "Di sini memang perlu bank darah. Kita lihat dari kebutuhan, kita menghitung kebutuhan darah di rumah sakit ini," ujarnya. Adapun beberapa rumah sakit yang dekat dari Gedung PMI, seperti RS Tentara, RS Bhayangkara dan RS Pertamina Balikpapan (RSPB) dinilai tidak memerlukan unit pelayanan bank darahnya sendiri. Proses koordinasinya juga cepat. "Kalau idealnya kita butuh dua ribu kantong darah per bulan. Namun selama masa pandemi ini memang ada penurunan pendonor," katanya. Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi yang meresmikan pelayanan bank darah menyebut potensi pendonor darah di wilayah timur cukup besar. Sebab berdekatan dengan pusar pelatihan militer TNI. Di sana juga terdapat perusahaan-perusahaan swasta dengan jumlah karyawan relatif banyak. Sehingga pemerintah bersama Dinas Kesehatan (Diskes) Balikpapan dan pihak rumah sakit, nantinya bisa bersinergi untuk meningkatkan jumlah pendonor. "Di samping itu kan di sini banyak fasilitas TNI, banyak prajurit sehingga bisa menjadi pendonor yang aktif," ujar Rizal. Ia menyebut eksistensi RS Medika Utama Manggar menjadi alternatif pelayanan kesehatan masyarakat. Meskipun ke depannya, pelayanan akan terus ditingkatkan. Bahkan ia menyebut pemkot sebenarnya memiliki proyeksi pendirian rumah sakit yang lebih komprehensif di wilayah timur. Namun untuk saat ini pihaknya masih fokus pada pembangunan rumah sakit di wilayah Balikpapan Barat. "Kalau untuk skala prioritas kita sedang bangun yang di Barat," katanya. Rencana pembangunan rumah sakit di Balikpapan Barat, kata dia, bukan menyediakan lahan baru atau mengadakan gedung baru. Tapi mencoba meningkatkan pelanan rumah sakit yang sudah ada. Yakni RS Sayang Ibu yang berlokasi persis di depan Lapangan Poni. Menaikkan levelnya menjadi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) seperti RSUD Beriman yang sudah beroperasi di wilayah Balikpapan Tengah. (ryn/eny)
Tags :
Kategori :

Terkait