Kepala SKK Migas Kalsul Saifuddin memberikan sambutan sekaligus membuka acara. (Ferry Cahyanti/Disway Kaltim)===========================================================
Sebanyak 46 perwakilan media massa di Kalimantan dan Sulawesi mengikuti Edukasi dan Media Gathering yang digagas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Kegiatan selama dua hari itu berlangsung di Makassar dan Gowa, Sulawesi Selatan. Apa tujuan kegiatan ini bagi industri migas di Indonesia? Jurnalis DiswayKaltim.com, Ferry Cahyanti, melaporkan dalam dua seri tulisan.
Makassar, DiswayKaltim.com
Analis kebijakan Fiskal OPEC, Benny Lubiantara dalam bukunya Ekonomi Migas: Tinjauan Aspek Komersial Kontrak Migas menyebutkan, paling tidak ada empat faktor yang membuat industri hulu migas berbeda dengan industri lainnya. Perbedaan itu antara lain.
Pertama, lamanya waktu antara pengeluaran (ekspenditur) dengan pendapatan (revenue).
Kedua, keputusan yang dibuat berdasarkan risiko dan ketidakpastian tinggi serta melibatkan teknologi canggih.
Ketiga, sektor ini memerlukan investasi biaya kapital yang relatif besar. Keempat, di balik semua risiko itu, industri migas juga menjanjikan keuntungan yang sangat besar.
“Risiko tinggi, penggunaan teknologi canggih dan sumber daya manusia terlatih, serta besarnya kapital yang diperlukan, membuat negara merasa perlu mengundang investor asing untuk melakukan aktivitas eksplorasi dan eksploitasi tersebut,” tulis bekas pegawai BPMigas itu.
Akan tetapi, jika melihat akhir-akhir ini. Pemerintahan Presiden Joko Widodo ‘rajin’ mengambil-alih blok-blok migas yang masa kontraknya berakhir.
Salah satu contohnya; Blok Mahakam di Kalimantan Timur. Diambil alih karena kontrak PT Total E&P Indonesie selesai. Begitu pula dengan Blok Rokan di Riau, yang belakangan kembali ditawarkan kepada investor -- setelah diambil-alih Pertamina.
Begitu rumitnya memahami bisnis migas, sampai-sampai SKK Migas,--dulu BPMigas, merasa perlu memberikan edukasi kepada para jurnalis.
Maka, mulai Selasa (8/10/2019) ini, 46 jurnalis dari berbagai media; cetak, online, dan elektronik mendapat kesempatan memperdalam informasi terkait bisnis migas.
“Melalui pemahaman yang tepat dari rekan-rekan jurnalis, kami harapkan semua pihak bisa saling memahami pentingnya eksplorasi migas bagi negara kita,” kata Kepala SKK Migas Kalimantan Sulawesi, Saifuddin dalam pidato sambutan. Sesaat sebelum membuka acara Edukasi dan Media Gathering Kalimantan dan Sulawesi Tahun 2019, Selasa (8/10/2019).
Dia berharap pemahaman itu bisa disampaikan secara tepat pada masyarakat luas. Bahwa industri migas yang ditetapkan sebagai industri strategis nasional tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya dukungan berbagai pihak.
“Pemerintah daerah punya peran penting, begitu juga instansi lembaga serta dukungan dari media massa, dan masyarakat,” urainya.
Saifuddin melanjutkan, kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu langkah untuk terus memberi informasi dan berkomunikasi pada jurnalis di daerah. Guna kelancaran operasi kegiatan hulu migas. “Agar dapat mewujudkan ketahanan energi bagi bangsa dan negara yang kita cintai ini,” sebutnya.
Saifuddin sempat menyinggung perkembangan media, khususnya digital. Yang tumbuh sangat cepat, dan menjadi pilihan utama masyarakat. “Karena sangat penting melibatkan media dalam membangun opini publik yang positif bagi industri hulu migas,” imbuh Saifuddin.
Dia menambahkan, kegiatan hulu migas seperti yang sedang dilakukan Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) atau perusahaan migas. Merupakan amanah pemerintah. Dengan konsumsi BBM Indonesia yang tidak sebanding dengan produksi, dibutuhkan kegiatan eksplorasi di seluruh wilayah Indonesia. Tak terkecuali di wilayah Kalimantan dan Sulawesi.
Kegiatan-kegiatan eksplorasi dipahami oleh semua pihak sebagai upaya negara untuk tetap menjaga ketahanan energi nasional. “Sehingga tidak ada kata lain, bahwa seluruh elemen masyarakat harus mendukung kegiatan eksplorasi migas ini di setiap daerahnya.”
Tak melulu soal migas, kegiatan ini juga diisi pemaparan praktisi media sosial, Hariqo Wibawa Satria. Direktur Eksekutif, Komunikonten itu menjelaskan kekuatan media sosial untuk penunjang bisnis. Hadir pula bekas jurnalis Media Indonesia, Usman Kansong.
Hadir pula Ahmad Djauhar, ketua Komisi Pendataan dan Riset Dewan Pers dan Metta Dharmasaputra dari Kata Data yang mengulas mengenai perkembangan internet dan media online.
Salah satu peserta gathering mengatakan kegiatan edukasi ini sangat menambah ilmu. Sekaligus penyegaran kembali tentang dunia hulu migas.
"Kegiatan ini bagus, edukasi sekaligus penyegaran kembali media online dalam mendukung kegiatan migas dan cocok dengan tema dibawa," imbuh Amir Syarifuddin dari Warta Ekonomi. (eny)