Permintaan Angkutan Batu Bara Diprediksi Naik 15 Persen

Rabu 24-03-2021,22:13 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Balikpapan, nomorsatukaltim.com -  Naiknya harga komoditas batu bara memberikan angin segar bagi bisnis pelayaran di Kalimantan Timur. Wakil Ketua I DPC Indonesian National Shipowners' Association (INSA) Cabang Balikpapan Joko Subiyanto mengatakan, dengan kenaikan harga secara otomatis memberikan dampak pada transportasi laut. Di mana permintaan akan batu bara mengalami peningkatan.

“Coba kita bayangkan dari tahun 2018. Kemudian di tahun ini sudah naik di level 93.80 dolar per ton. Itu luar biasa. Kalau kemarin saja sudah banyak permintaan angkutan. Apalagi kenaikan harga batu bara,” kata Joko Subiyanto. Akan tetapi, kata Joko, yang perlu diketahui adalah motif dari penambahan permintaan. Apakah tingginya permintaan dari China berkaitan musim dingin. Atau karena ada permintaan lainnya. Menurutnya, permintaan yang tinggi berkaitan dengan keseimbangan dengan negara yang membutuhkan batu bara. “Mungkin saat ini lagi musim dingin, otomatis dengan musim pasti akan banyak peningkatan batu bara. Kita juga musti siap-siap pada saat nanti tidak musim dingin lagi. Paling tidak, jangan jauh turunnya,” tandas Joko Subiyanto. Meski fluktuatif, Joko memproyeksikan harga yang kini berjalan akan sampai pada tahun depan. Adapun dampak positif dari kenaikan, mengalami peningkatan frekuensi pengangkutan. “Kalau sekarang untuk frekuensi seperti yang kita lihat di anggota kita untuk Samarinda dan Balikpapan. Bulan lalu bisa 65 kol kunjungan kapal tongkang yang datang kita kirim. Di mana 65 kol dalam sebulan baru satu kontraktor,” sebutnya. Joko memperkirakan naiknya harga komoditas batu bara tersebut akan memberikan kenaikan sebesar 12-15 persen dalam permintaan angkutan batu bara. “Memang terasa kenaikan harga ada sentimen yang tinggi. Ini kaitannya ada musim dingin tadi,” tukasnya.  “Harus dicatat permintaan ini akan berakhir dengan berakhirnya musim dingin. Paling sekitar senam bulan, maksimum 8 bulan. Mudah-mudahan cukup lama secara ekonomi bisa menunjang transportasi,” imbuhnya. Proyeksi Bisnis Pelayaran Tahun lalu, utamanya di awal pandemi memberikan pukulan berat terhadap bisnis pelayaran. Sehingga pengusaha harus melakukan efisiensi. Joko mengatakan, apabila dilihat dari satu sisi batu bara. Bisnis pelayaran dapat meningkatkan potensi pendapatan. Namun jika dilihat secara umum bisnis pelayaran saat ini mulai bergerak untuk bisa bertahan atau menaikkan pendapatan dari perusahaan pelayaran di semua bidang. “Batu bara bisa menaikkan pada sektor lainnya,” katanya. Selain batu bara, kata dia, potensi lainnya adalah angkutan kontainer. Yang juga mengalami peningkatan. “Untuk permintaan pengiriman dalam negeri dan luar negeri. Karena kontainer adalah media yang diangkut oleh kapal. Secara keseluruhan peti kemas ini menjanjikan sekali untuk menaikkan pendapatan,” sebutnya. Sementara komoditas kelapa sawit, menurutnya, mampu bertahan sesuai tren tahun 2020. “Masih ada kegiatannya dan tidak turun. Masih bisa eksis. Begitu pula dengan komoditas minyak,” tandasnya. Ia menambahkan, pengangkutan minyak tidak banyak mengalami perubahan. “Tidak banyak perubahan, pengiriman tetap jalan. Bahkan di dalam keanggotaan ada yang menambah armadanya untuk mengangkut minyak,” tutup Joko Subiyanto. (fey/eny)  
Tags :
Kategori :

Terkait