Aasif Fadillah, Debutan yang Incar 2 Emas PON

Selasa 23-03-2021,19:28 WIB
Reporter : Disway Kaltim Group
Editor : Disway Kaltim Group

Balikpapan, nomorsatukaltim.com- Di era sport science saat ini. Segala hal di olahraga memang bisa dihitung. Termasuk besar kecilnya peluang seorang atlet meraih prestasi. Tapi jika sudah terjun di turnamen sekelas PON. Semua bisa terjadi. Atlet kenyang pengalaman nan full skill bisa saja keok. Pun atlet bau kencur dan debutan. Bisa saja meledak. Nah, pemanah muda asal Balikpapan, Muhammad Aasif Fadillah. Punya ambisi menjadi debutan PON yang langsung meraih medali emas di Papua nanti.

Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua tinggal menghitung bulan. Masing-masing daerah tengah mempersiapkan atlet untuk bisa meriah pundi-pundi medali. Tanpa terkecuali Kalimantan Timur yang ingin mempertahankan pencapaian di edisi sebelumnya. Yakni finis di 5 besar. Alias peringkat terbaik di luar Big Four Pulau Jawa.

Panahan merupakan salah satu cabor yang turut diharapkan Kaltim bisa meraih emas. Melihat skuat yang ada, tentu Kaltim boleh optimis duluan. Duo putri Indri Purwanti dan Sephia adalah modal besar. Keduanya bahkan lolos seleksi Pelatnas untuk SEA Games beberapa waktu lalu.

Di luar keduanya, panahan Kaltim masih punya peluru lain. Ia adalah Muhammad Aasif Fadillah. Yang diandalkan pada nomor tanding standart bow. Meski ini PON pertama baginya, tapi Aasif tak main-main. Ia menargetkan meraih 2 medali emas sekaligus di debut PON-nya!

Aasif memang baru 19 tahun. Tapi jika ada yang meremehkannya. Tunggu dulu, rentetan prestasinya bisa bikin lawan keder duluan. Pada Kejurnas memanah 2018 lalu misalnya. Dua emas, satu perak, dan satu perunggu berhasil dibawa pulang ke Kota Minyak. Itu prestasi tertinggi Aasif. Jauh sebelum itu puluhan medali sudah terlebih dahulu dikoleksinya.

"Harus optimis bisa dapat dua emas. Karena sudah cukup tahu peta kekuatan. Nanti selain main beregu juga main perorangan," katanya kepada nomorsatukaltim.com.

DKI Jakarta, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur adalah kontingen yang cukup tangguh di nomor standart bow. Karena pemanah yang diturunkan sama dengan saat Pra PON. Pada babak kualifikasi 2019 lalu, Aasif meraih perak di kategori beregu. Yang membuat dia otomatis lolos ke Papua.

Untuk mempertajam kemampuannya jelang terbang ke Papua, Oktober nanti. Aasif selalu latihan setiap hari. Dari pagi hingga sore Aasif selalu stay di venue memanah Foxy Balikpapan. Hanya hari Minggu saja ia libur. Karena hari itu dijadikan waktu recovery atlet kelahiran Samarinda 16 Oktober 2002 itu.

Soal latihan, Aasif  memang cukup berani. Untuk melatih kekuatan, fokus, dan ketenangan dia menggunakan busur khusus recurve. Memang secara teknik kurang lebih sama. Hanya yang membedakan recurve berbahan besi. Sedangkan standart bow dari kayu. Sekali tarikan recurve lebih berat.

"Kalau recurve ini sekali kita menarik itu bebannya 24 kg. Jadi memang latihan pakai recurve. Sesekali baru pakai standart bow," katanya.

Kesiapan fisik menjadi hal utama. Apalagi menuju Papua nanti bisa memakan waktu  puluhan jam. Tapi Aasif punya cara sendiri. Tepat pada 2018 lalu merupakan pengalaman pertamanya. Bagaimana mengatur pola fisik.

Saat itu Aasif masuk dalam skuat panahan Balikpapan pada Porprov 2018 di Kutai Timur. Secara bersamaan dia juga mesti mewakili Kaltim di ajang Kejurnas.

"Jadi waktu itu saya ikut kejurnas dulu. Lalu menyusul ke Kutim. Selesai kejurnas langsung terbang ke Balikpapan. Sampai, langsung jalan darat lagi ke Sangatta. Tibanya sore hari istirahat di hotel, besok paginya bertanding," ingat Aasif.

Menjaga pola istirahat bagi Aasif sangat penting. Ketika itu dia lebih banyak tidur di perjalanan karena itu waktu yang tidak boleh dilewati. Tak lupa selama perjalanan dari Jakarta, Balikpapan, hingga Sangatta mahasiswa Universitas Gajah Mada itu punya bekal khusus. Yang nilai gizinya sangat membantu waktu recovery yang singkat.

"Kalau saya mesti minum susu. Setelah makan malam minum satu. Mau tidur satu. Terus sebelum ke Balikpapan itu makan bubur kacang hijau. Selain itu juga ada jus alpukat, kuning telur, sama pisang. Itu juga ada disediakan sama pelatih. Tapi biasa perjalanan bekalnya itu," kata mahasiswa smester dua jurusan Akuakultur tersebut.

Aasif adalah salah satu harapan besar Kaltim meraih prestasi emas. Jalan panjang karier atletnya dimulai dari PON. Sebenarnya dia masuk dalam daftar tunggu skuat panahan Indonesia di SEA Games 2021 Hanoi, Vietnam. Tapi rupanya gagal. "Pasti punya ambisi, masih ada tahun selanjutnya. Target saya bisa sampai Olimpiade," harapnya. (fdl/ava)

Tags :
Kategori :

Terkait