“Jemput Bola” Gramedia, Siap Bangkit lewat Perpustakaan Digital

Rabu 17-03-2021,13:54 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Pandemi COVID-19 memberikan pukulan berat pada hampir semua sektor. Begitu pula dengan industri perbukuan. Salah satunya Gramedia. Anjloknya angka penjualan buku menjadi realitas yang harus dihadapi.

Dampak pandemi memberikan penurunan yang drastis pada kunjungan ke mal. Hal itu pun memberikan efek yang drastis dengan dampak penurunan penjualan buku Gramedia Plaza Balikpapan. Dalam kondisi normal kunjungan bisa mencapai 1.000 orang. Namun kini hanya mencapai 300-400 pengunjung. "Sejak satu tahun belakangan, dari awal April 2020 secara kunjungan menurun drastis. Turun sekitar 60-70 persen. Imbasnya juga berbanding lurus dengan omzet," jelas Store Manager Gramedia Plaza Balikpapan, Agus Hermawan saat dijumpai, Selasa (16/3). Penurunan penjualan bukan hanya disebabkan kunjungan. Tetapi karena kondisi pandemi, aktivitas sekolah juga dilakukan di rumah atau belajar online. "Untuk buku, karena situasi di mana anak-anak sekolah belajar dari rumah. Notabene aktivitas mereka juga hal yang sifatnya di rumah dengan belajar online," katanya. Sehingga praktis selama sekolah dilakukan daring, permintaan jauh menurun. Khususnya untuk buku sekolah yang membutuhkan referensi tambahan. Selama pandemi, menurutnya, buku-buku baru dari penerbit tetap datang. Walaupun secara frekuensi tidak senormal biasanya. "Bisa jadi terkendala PSBB yang saat itu diberlakukan dan work from home (WFH). Sehingga memengaruhi aktivitas. Meski begitu untuk majalah, koran masih normal yang sifatnya terbit rutin harian, mingguan dan bulanan," ujar Agus Hermawan. Untuk menjaga omzet buku, Agus mengatakan, bahwa upaya yang dilakukan adalah dengan layanan bayar antar. "Langkah itu dilakukan untuk meminimalkan customer datang ke tempat dan berinteraksi. Cukup melalui WhatsApp. Dengan melihat katalog dan promo juga bisa dilihat dari media sosial Gramedia," bebernya. Saat ini kunjungan dan penjualan mulai membaik. Indikasinya dari pelonggaran yang diberikan untuk jam operasional dan lainnya. "Saat ini sudah sedikit membaik, indikasi ke sana sudah terlihat. Ketika pemerintah sudah merelaksasi beberapa tempat, semoga imbasnya juga ke mal," tukasnya. Adapun buku yang paling diminati pengunjung. Yaitu buku anak, novel, religi dan komik. "Keempat jenis itu yang paling dicari oleh pengunjung. Buku sekolah juga ada sebagai tambahan referensi. Kemudian peralatan sekolah dan kantor," sebut Agus Hermawan. Ia menyebut, bahwa kontribusi buku anak terhadap penjualan di Gramedia Balikpapan sebanyak 30 persen. Lalu novel dan buku agama sekitar 20-25 persen. Komik sekitar 15 persen. "Dulu selagi kondisi normal, buku pelajaran yang menduduki rangking 4 penjualan. Tapi karena kegiatan daring ini, melorot rangkingnya. Mungkin anak-anak cari hiburan," tandasnya. Selain itu, untuk meningkatkan minat baca dan bangkit dari pandemi. Gramedia juga punya produk yang bisa dibaca oleh siswa sekolah melalui e-perpus. "Kita punya produk yang tidak kalah bagus yakni e-perpus. Untuk mengakomodir sekolah-sekolah, walaupun siswanya di rumah tetap terawat minat bacanya," imbuh Agus. Produk baru tersebut untuk membantu siswa sekolah untuk tetap bisa membaca. "Karena kalau datang ke sekolah untuk ke perpustakaan tidak mungkin. Tinggal download aplikasinya, tinggal pilih buku yang mau dibaca dan dipinjam. Sudah ada sekolah yang siap pakai dan launching," terang dia lagi. Menurut Agus, produk ini satu fitur yang menarik di situasi sekarang ini. Pihak sekolah tetap bisa menggiatkan literasi. Sehingga meski di rumah, siswa tetap bisa produktif. "Walau pakai gadget, kita tetap bisa melakukan sesuatu yang bermanfaat. Membaca lewat e-perpus misalnya," ujarnya. Caranya cukup mudah. Siswa hanya pinjam gratis. Pihak sekolah yang bekerja sama dengan Gramedia. Ketika pihak sekolah sudah punya e-perpus, mereka bisa melakukan aktivitas seperti perpustakaan konvensional. Hanya kelebihannya, tidak ada keterlambatan dan tidak ada barang rusak atau hilang. "Selain itu, nantinya akan ada pustakawan yang akan memantau," katanya. Dengan e-perpus, segala sesuatunya sudah terdigitalisasi, sehingga amat memudahkan pustakawan yang bertugas. Sehingga pihak sekolah bisa terbantu untuk mengembangkan kegiatan literasi yang pas di lingkungannya. "Caranya, pihak sekolah akan memberikan kunci login ke siswa. Di laman tersebut, siswa bisa mencari buku yang ingin di baca lalu di-download. Rencananya produk ini akan di-launching dalam waktu dekat," tutupnya. (fey/eny).
Tags :
Kategori :

Terkait