Balikpapan, nomorsatukaltim.com- Cukup banyak atlet yang terlibat di sebuah cabor. Lalu berprestasi. Dimulai dari ketidakterdugaan. Intan Dwi Wulandari masuk dalam kategori itu. Awalnya tak punya cita-cita jadi olahragawati, eh sekarang jadi andalan bola tangan Kaltim. Tapi untuk bisa sampai di posisi saat ini, perjalanan dara kelahiran 2002 itu tidaklah mudah.
Cabor bola tangan Balikpapan telah meraih banyak prestasi di berbagai ajang. Balikpapan bahkan sejauh ini masih jadi pusat kekuatan olahraga tersebut. Selain perolehan medali. Parameter lainnya adalah sumbangsih Balikpapan untuk Kaltim di ajang PON. Di mana mayoritas skuatnya berasal dari Kota Minyak.
Seolah tak henti-hentinya menelurkan atlet berbakat. Silih berganti atlet bola tangan Balikpapan, dari yang bukan apa-apa. Menjelma jadi andalan kota, provinsi, hingga negara.
Nah, berbicara soal atlet bola tangan potensial asal Balikpapan. Tentu tak afdol jika tak menyertakan nama Intan Dwi Wulandari. Salah satu andalan tim putri bola tangan Kaltim di PON Papua nanti.
Perjalanan Intan menjadi atlet bola tangan dimulai ketika dia masih SD. Saat itu, Intan sama sekali tak terpikir akan menjadi atlet. Apalagi bola tangan. Cabor yang sampai saat ini pun belum terlalu familiar.
Tapi sebuah ketidakterdugaan itu terjadi. Gara-gara melihat sang kakak bermain bola tangan. Timbul rasa penasaran di benak Intan.
"Jadi saat itu sering nonton kakak main bola tangan. Kakak saya duluan jadi kiper bola tangan Balikpapan. Dia sekolah di SMP Sinar Pancasila. Saya lihat kok seru ya, jadinya pengen ikutan," kata siswi SMK Negeri 3 Balikpapan itu.
Singkat cerita Intan pun mulai ikut berlatih bersama tim Asosiasi Bola Tangan Indonesia (ABTI) Balikpapan pada 2017. Oh ya, kenapa bisa langsung masuk tim resmi? Karena memang beberapa cabor yang masih sepi peminat. Jalur prestasinya lebih cepat. Berbeda dengan sepak bola atau voli misalnya. Harus melalui persaingan panjang dulu untuk bisa jadi bagian tim daerah.
Tapi saat itu, Intan belum berpikir muluk-muluk. Yang penting dia ikut latihan dulu.
"Karena ada bola tangan jadi lanjutkan sekolah juga di Sinar Pancasila. Saat itu sudah mulai latihan dengan pengcab," tuturnya.
Kesan pertama latihan bareng ABTI Balikpapan sangatlah mengejutkan. Karena sebelumnya tidak pernah aktif olahraga. Intan hampir tak sanggup. Latihannya cukup keras, mesti fokus, memerlukan energi yang besar. Tidak boleh lemah. Ya kurang lebih dengan latihannya sepak bola. Karena sang pelatih banyak belajar dari sepak bola juga.
"Pertama kali latihan itu seperti (kehilangan) nyawa. Saya bilang ke kakak saya. Benar-benar keras dan kita mesti kuat. Tapi saya jalani saja," katanya.
Setahun kemudian Intan mulai memberanikan diri untuk mengikuti seleksi agar masuk skuat bola tangan Balikpapan. Kebetulan ketika itu tengah mencari atlet yang dipersiapkan menuju Porprov VI Kaltim 2018 lalu di Kutai Timur. Ternyata mudah bagi Intan. Langsung dilirik pelatih bola tangan Dwichandra Hariwibowo. Debutnya di multi event pun … dimulai.
"Sebelum Porprov itu, kejuaraan pertama diikuti kejurprov. Juara satu waktu itu. Setelah itu Porprov 2018 di Kutai Timur. Dapat emas nomor pantai dan indoor perak," ingat gadis 18 tahun tersebut.
Pasca Porprov yang sukses itu. Perasaan Intan tentulah berbunga-bunga. Debutnya di ajang resmi berbalas trofi perdananya juga. Terlebih, dia turut mendapat bonus. Nominal yang bagi Intan saat itu, sangat lebih dari cukup. Setelah menyisihkan untuk jajan dan keperluan latihannya. Intan memberi uang bonus itu pada orang tuanya.
Berhasil di Porprov, Intan bukannya berpuas diri. Malah makin giat berlatih. Dan atas upaya kerasnya itu. Dia mendapat ganjaran lain. Masuk tim PON Kaltim!