Bukan BTS Boyband, Pemkab Kutim Butuh BTS untuk Jaringan Internet di Desa
Senin 08-03-2021,16:33 WIB
Reporter : bayong
Editor : bayong
Kutim, nomorsatukaltim.com – Pemkab Kutim ingin tiap desa terjangkau internet. Syaratnya harus perbanyak menara BTS. Tapi itu bukan perkara mudah. Mengingat akses ke beberapa desa masih belum terjangkau.
Wakil Bupati Kutim, Kasmidi Bulang menyebut, pada kepemimpinan dirinya bersama Ardiansyah Sulaiman ingin membuka akses internet. Bahkan hingga ke tingkat desa. Namun ia sadar. Hal itu harus dilakukan bertahap.
“Infrastruktur internet yang memang harus dibangun. Karena fasilitas ini masih belum ada di beberapa titik,” ucap Kasmidi.
Yang ia maksud adalah menara Base Tranceiver Station (BTS). Tower tersebut yang akan memancarkan sinyal internet yang dapat diterima ponsel warga. Namun, perlu banyak biaya dan waktu yang lama untuk membangunnya. Apalagi jika harus dipasang di kecamatan terpencil dan pelosok.
Perusahaan telekomunikasi tentu akan berhitung jika harus memasang Base Tranceiver Station di wilayah pelosok. Hal itu yang membuat masih ada wilayah tanpa sinyal di Kutim. Tetapi sebenarnya, peran tersebut bisa diambil alih oleh pemerintah. “Oleh karena itu, kami coba pastikan dulu hal itu harus ada,” ujar Kasmidi.
Kenapa hal itu menjadi penting. Selain untuk memudahkan masyarakat mendapatkan informasi. Situasi pandemi ini membuat segala hal harus dijalankan secara virtual. Maka, ketersediaan sarana internet menjadi kebutuhan utama.
“Nantinya juga bisa memudahkan koordinasi pemerintahan dengan aparat desa dan sebagainya,” paparnya.
Kendati demikian, Pemkab Kutim tak bisa juga merencanakan dengan serampangan. Harus pula melihat kemampuan keuangan daerah. Apakah cukup untuk membangun menara Base Tranceiver Station dengan jumlah banyak.
“Tapi ini jadi program yang akan diutamakan. Tapi tetap melihat kondisi keuangan daerah,” bebernya.
Jika menilik data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kutim, terlihat jelas bagaimana tidak meratanya jumlah Base Tranceiver Station yang ada. Seperti di Kecamatan Busang misalnya. Memiliki luas 3.721 km persegi, tetapi hanya memiliki satu tower BTS saja. Begitu juga di Kecamatan Karangan. Luas daerah mencapai 3.064 km persegi hanya dicakup oleh 4 menara BTS saja.
Berbanding terbalik dengan Kecamatan Sangatta Utara ada 55 tower BTS untuk wilayah seluas 1.262 km persegi. Begitu juga di Kecamatan Teluk Pandan. Ada 20 tower BTS untuk wilayah seluas 831 km persegi saja.
Untuk itu Kasmidi juga ingin ada pemetaan kebutuhan masyarakat di pelosok terkait jaringan telekomunikasi ini. Sehingga bisa dilihat juga kebutuhan menara BTS di tiap kecamatan.
“Makanya keperluan ini mesti dipetakan dulu. Jadi kebutuhan tower di tiap kecamatan merata,” tandasnya. (bct/boy)
Sebaran sementara BTS di Kutim:
Kecamatan |
Jumlah BTS |
Luas wilayah (km²) |
Batu Ampar |
2 |
204 |
Bengalon |
21 |
3.196 |
Busang |
1 |
3.721 |
Kaliorang |
8 |
438 |
Karangan |
4 |
3.064 |
Kaubun |
5 |
257 |
Kongbeng |
10 |
581 |
Long Mesangat |
1 |
526 |
Muara Ancalong |
5 |
2.739 |
Muara Bengkal |
10 |
1.522 |
Muara Wahau |
15 |
5.724 |
Rantau Pulung |
4 |
143 |
Sandaran |
3 |
3.419 |
Sangatta Selatan |
15 |
1.660 |
Sangatta Utara |
55 |
1.262 |
Sangkulirang |
11 |
3.322 |
Telen |
6 |
3.129 |
Teluk Pandan |
20 |
831 |
Tags :
Kategori :