Kabut Asap Belum Berakhir, Penerbangan Kembali Terganggu

Jumat 27-09-2019,22:43 WIB
Reporter : admin3 diskal
Editor : admin3 diskal

Karhutla yang terjadi di Tumbit Melayu, Kecamatan Teluk Bayur, malam tadi. (Damkar for Disway) Tanjung Redeb, Disway – Kabut asap dampak kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), masih menyelimuti Kabupaten Berau, Jumat (27/9). Akibatnya, aktivitas penerbangan di Bandara Kalimarau masih terganggu. Dari informasi Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Berau, Tekad Sumardi, di Kabupaten Berau pada Jumat (27/9) kemarin, terdapat 59 titik api yang tersebar di beberapa kecamatan. Dengan tingkat kepercayaan 50 sampai 100 persen. Disampaikannya, pada pukul 09.00 Wita, jarak pandang hanya mencapai 1-2 Km. Namun, fenomena itu bukanlah asap melainkan haze (kabut). “Di atas jam tersebut, merupakan kabut asap yang bersumber dari Karhutla lokal,” tandasnya Pada Jumat (27/9) malam, diketahui terjadi kebakaran lahan di Tumbit Melayu, Teluk Bayur dan poros Teluk Bayur-Labanan. Hal itu dibenarkan, Komandan Regu 2 Damkar Berau, Agus Harianto saat dikonfirmasi DiswayBerau. Namun, diungkapkannya, untuk luasan lahan yang terbakar di kedua lokasi tersebut belum dapat diperkirakan dan upaya pemadaman terus dilakukan tadi malam. “Kami kerahkan 1 unit armada damkar kapasitas tangka 8.000 liter dan 2 unit MPA water suplai,” terangnya. Diakuinya, lokasi kebakaran jauh dari permukiman karena di jalur hauling tambang batu bara. Sementara, Kepala Seksi (Kasi) Teknik Operasi Bandara Kalimarau, Budi Sarwanto mengatakan, visibility (jarak pandang) hanya mencapai 1-2 kilometer (Km). Hal itu, kata dia, menganggu aktivitas penerbangan baik keberangkatan maupun kedatangan. “Kabut asap pagi dan sore masih papar Bandara. Meski tidak separah pekan lalu, namun masih menganggu aktivitas penerbangan,” katanya kepada DiswayBerau, kemarin (27/9). Pasalnya, untuk standar penerbangan runway 1 membutuhkan jarak pandang 3,5 km, sedangkan runway 2 membutuhkan 4 km untuk melakukan penerbangan. “Standar itu dipakai seluruh maskapai penerbangan Bandara Kalimarau,” jelasnya. Bahkan, beberapa maskapai memutuskan untuk membatalkan penerbangan (cancel flight) atau merubah rute penerbangan hingga cuaca membaik. ”Beberapa maskapai banyak yang menunda atau merubah rute penerbangan, karena mereka mengejar jam terbang. Seperti maskapai penerbangan Sriwijaya, cancel flight hingga 30 September,” jelasnya. Tidak hanya penerbangan, ungkap Budi, prediksi frekuensi penumpang juga mengalami penurunan cukup signifikan. ”Kalau jumlah per harinya tidak pasti. Namun, hari biasanya sekitar 800 penumpang, kini hanya sekitar 500 penumpang,” ungkapnya.(*/jun/app)

Tags :
Kategori :

Terkait