Balikpapan, nomorsatukaltim.com- Pengkot Persatuan Cricket Indonesia (PCI) Balikpapan benar-benar harus memutar otak untuk tetap dapat menggeliat. Lantaran sepanjang tahun 2020 lalu, program kerja mereka tersendat. Tak ingin lebih lama berdiam, mereka sudah mempersiapkan langkah penyesuaian di tahun 2021 ini.
Salah satu agenda besar PCI Balikpapan yang harusnya dijalankan sejak tahun lalu adalah sosialisasi. Mengingat cabor ini belum terlalu populer di kalangan masyarakat. Makanya mereka diharuskan mencari bibit-bibit atlet baru lewat sosialisasi itu.
Target utamanya adalah kalangan pelajar. Langkah awal sudah dilakukan. Guru-guru olahraga mulai dilibatkan. Mereka mendapat pelatihan dari PCI Kaltim. Untuk lebih memudahkan menggaet atlet di sekolah masing-masing.
Sayangnya pandemi COVID-19 keburu menyerang sejak Maret lalu. Sekolah dilburkan. Sempat ada wacana Januari 2021 sekolah bisa menerapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Yang diketahui tak bisa benar-benar dilakukan karena angka penyebaran virus corona masih tinggi.
Di Balikpapan sendiri kini bahkan diterapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarkat (PPKM). Bikin langkah PCI Balikpapan makin seret untuk sosialisasi.
“Tahun 2020 lalu, pelatihan wasit dan pelatih sudah dilaksanakan Pengprov PCI Kaltim. Mestinya tahun ini bisa diaplikasikan ke sekolah. Namun karena situasi begini, masih harus melihat perkembangan Covid dan edaran dari pemerintah boleh atau tidaknya tatap muka di sekolah,” kata Ketua Pengkot PCI Balikpapan Bun Yamin.
Kalaupun tak mengantongi izin, Bun Yamin berencana menggelar sosialisasi secara virtual. Meskipun disadari kurang efektif. Mengingat cricket butuh praktik langsung yang bisa disaksikan pelajar atau calon atlet. Tapi karena kondisi pandemi, maka harus digelar secara daring. Dan rasanya ini adalah langkah paling bagus yang bisa dilakukan saat ini.
“Minimal pengenalan dasar olahraga cricket dulu. Tapi secara teknik dan pola permainan tentu jauh dari harapan. Apalagi ini olahraga beregu butuh kerja sama tim tentu membutuhkan waktu untuk membangun kekompakan dan chemistry antar pemain,“ tambah Bun Yamin.
Sosialisasi nantinya mengarah kepada tingkat SD dan SMP. Tentunya butuh persetujuan dari Disdik dan edaran dari pemerintah. “Prestasi penting, tapi jauh lebih penting dari keselamatan dan kesehatan anak,” ujarnya.
Terlepas dari itu, tahun ini sejatinya mereka harus lebih fokus ke persiapan Kualifikasi Porprov. Atlet tetap diminta untuk latihan mandiri dengan protokol kesehatan yang ketat. Itu pun belum boleh menggelar gim. Karena erat kontak fisik.
Ia sangat berharap kondisi makin membaik, sehingga atlet bisa aman dan fokus untuk persiapan Pra Porprov. (fdl/ava)