Bantuan Tak Merata, Pengungsi Korban Gempa Sulbar Butuh Makanan dan Obat-Obatan

Senin 18-01-2021,21:25 WIB
Reporter : admin12_diskal
Editor : admin12_diskal

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Kabar datang dari pengungsian korban gempa di Desa Besuluang, Kecamatan Pamboang, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar). Abram, warga Balikpapan yang kini ada di pengungsian, menyampaikan kondisi para pengungsi korban gempa Sulbar makin melemah. Setelah tiga hari belakangan belum mendapat bantuan yang merata.

Ia menggambarkan kondisi pengungsian di sana. Satu tenda berisi enam kepala keluarga (KK). "Jumlah pastinya berapa KK, saya tidak tahu. Tapi yang paling kita butuhkan saat ini makanan dan obat-obatan," ujar Abram, dihubungi media ini dari lokasi pengungsian, Senin (18/1/2021) petang. Adapun toko dan minimarket yang menyediakan perlengkapan sehari-hari tutup. Sehingga pengungsi kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya saat ini. "Setelah tiga hari bertahan di pengungsian, mulai banyak yang masuk angin dan diare," terangnya. Ia menyebut, para pengungsi yang sekarang berada di Majene bukan hanya warga sekitar. Tapi juga menampung warga Mamuju, dan sebagian lagi warga Desa Malunda. Yakni desa yang sangat terdampak gempa, selain Mamuju. "Banyak juga yang ke Majene karena sudah rata tanah rumahnya," ucap ayah tiga anak tersebut. Menurut informasi yang dia terima, tempat pengungsian tidak hanya ada di Majene. Tapi setiap daerah sudah ada tempat pengungsian. Namun sebagian masyarakat di Mamuju dan Desa Malunda mengalami trauma dan ketakutan akan ramalan adanya gempa susulan. "Tadi sore saya dapat kabar akan ada gempa dengan kekuatan 4 SR di Mamuju. Ini yang menakut-nakuti mereka sehingga warga Mamuju mengungsi ke sini," terangnya. Menurutnya, kondisi Mamuju yang paling terdampak gempa sudah sepi. Masyarakat di sana sudah bergerak ke daerah-daerah yang dianggap lebih aman. Meninggalkan rumah-rumahnya yang hancur akibat gempa. Tujuannya ke daerah seperti Majene. Sehingga akses informasi di Mamuju sudah sangat terbatas. Ia mengaku selama tiga hari di penampungan sudah pernah mendapat bantuan dari beberapa pihak. Namun yang ia sesalkan distribusi bantuan terpusat di tempat-tempat tertentu seperti di Malunda. Bantuan kepada korban gempa Sulbar dinilai tidak merata. "Karena yang memerlukan bantuan bukan cuma di Malunda. Kami yang terkena dampaknya juga membutuhkan," katanya. Abram mengaku sudah mendengar kabar adanya bantuan dari pemerintah dan pihak lain. Misalnya dari organisasi Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) dari Palu, serta bantuan dari Balikpapan yang dikelola Tim Pramuka Kwarcab Balikpapan yang membangun posko peduli bencana banjir Kalsel dan gempa Sulbar. Bantuan itu rencananya segera bergerak dalam waktu dekat. "Berat rasanya kalau harus menunggu bantuan sampai tanggal 20," keluhnya. (ryn/zul)
Tags :
Kategori :

Terkait