Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Salah satu senjata rahasia Kaltim sehingga bisa masuk jajaran 5 besar di PON adalah cabor bela diri. Dari cabor gulat, tarung derajat, tinju, wushu, taekwondo, muaythai, serta pencak silat. Kaltim menggantungkan asa meraih prestasi terbaik. Dan memang di beberapa PON terakhir, Kaltim menjadi daerah terbaik di luar Pulau Jawa.
Tapi Ketua Umum KONI Kaltim Zuhdi Yahya juga mau cabor non bela diri turut menyumbang emas. Minimal satu medali emas. Belakangan, saat melakukan monitoring atlet ke Balikpapan. Zuhdi menitipkan harapan pada bola tangan dan panjat tebing.
Bola tangan memang jadi hal baru di PON Papua nanti. Tahun depan, untuk pertama kalinya bola tangan dipertandingkan di ajang empat tahunan itu. Karena itu, kans Kaltim meraih emas di cabor tersebut sangat terbuka. Karena belum ada daerah yang menjadi pusat kekuatan bola tangan.
Berkaca pada hasil Pra PON yang berlangsung tahun lalu di Purwokerto. Kaltim sukses meraih emas di kategori putri dan perak pada kategori putra. Dari situ, Zuhdi yakin betul bahwa bola tangan bisa berbuat lebih di ajang sebenarnya nanti.
"Bola tangan luar biasa hanya dua emas yang dipertandingkan. Paling tidak kita bisa mempertahankan pada Pra PON lalu. Satu emas dan satu perak. Harus bisa dipertahankan. Kalau perlu bisa dua emas," kata Zuhdi Minggu 27 Desember 2020.
Di luar hasil Pra PON. Bola tangan Kaltim sendiri sudah menunjukkan kelasnya pada berbagai event. Dari kejurnas senior dan junior. Sampai pada SEA Games di mana Kaltim turut menyumbang atletnya berlaga di Filipina tahun 2019 lalu.
Sementara itu pelatih bola tangan Kaltim Dwichandra Hariwibowo berharap target yang dipasang KONI Kaltim tersebut bisa menjadi motivasi atlet. Meskipun diakuinya selama pandemi COVID-19 ini latihan sedikit terbatas. Meski demikian dia sangat berterima kasih pada KONI Kaltim yang sudah memberikan perhatian lebih. Tuntutan meraih emas dianggapnya sebagai pembakar semangat atlet-atlet binaannya.
Terlepas, mantan pelatih timnas bola tangan itu belum berani untuk menggaransi emas. Masih 50:50 peluangnya, katanya. Karena seperti disebutkan di atas. Sebagai cabor baru, tentu semua daerah punya peluang sama besar meraih emas. Pemetaan kekuatan belum terlalu mencolok terlihat.
"Semua daerah menjadi pesaing kuat. Karena PON jadi yang mentalnya lebih kuat dan lebih siap pasti akan mendapatkan emas," terang Candra.
*
TRADISI EMAS PANJAT TEBING
Dibanding bola tangan yang masih tergolong cabor baru di PON. Kaltim tampaknya bisa berharap lebih pada panjat tebing. Karena cabor ini memiliki tren bagus di ajang PON. Tradisi emas itu harus bisa dilanjutkan Oktober 2021 nanti.
Seperti pada PON XIX Jawa Barat 2016 lalu, panjat tebing sukses mempersembahkan dua medali emas. Masing-masing pada kategori beregu campuran boulder mix dan beregu boulder putri. Atlet terbaik Balikpapan turut juga di dalamnya.
Di PON Papua nanti, Balikpapan akan menyumbang 7 atlet untuk kontingen panjat tebing Kaltim. Maka saat melakukan monitoring langsung, Zuhdi berpesan agar tradisi emas itu bisa dipertahankan para atlet.
"Panjat tebing, merupakan cabor andalan. Setiap edisi, selalu menyumbang emas. Bahkan 2004 silam berhasil meraih lebih dari lima emas,“ katanya.
Dari Balikpapan sendiri, saudara kembar Nova Bina Wardhani dan Novi Cahya Wardani sangat menyita perhatian. Selain turut menyumbang 2 emas untuk Kaltim itu. Jadi secara khusus Zuhdi meminta agar Balikpapan bisa terus menggenjot cabor panjat tebing.
“Balikpapan mengirimkan total tujuh atlet dan pelatih bagi Kaltim. Semoga target bisa dicapai. Paling tidak bisa mempertahankan yang sudah didapat,” tutup Zuhdi. (fdl/ava)