PHM Lampaui Target, Catat Rekor Pengeboran Tercepat

Senin 28-12-2020,21:09 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Balikpapan, nomorsatukaltim.com – Tahun ini menjadi tahun penuh tantangan mencapai target kinerja bagi perusahaan minyak dan gas. Salah satu yang mampu berinovasi adalah PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM).

PHM selaku operator di Wilayah Kerja (WK) Mahakam berhasil menutup 2020 dengan kinerja produksi melebihi target dan catatan keberhasilan. Dari sisi produksi, PHM tetap mampu memproduksi minyak dan gas di atas target. Meski di masa pandemi COVID-19. Produksi liquid (minyak dan kondensat) mencapai 29,4 kbpd (thousand barrels per day). Di mana angka usulan WP&B: 28,4 kbpd. Sementara produksi gas (wellhead) mencapai 605,5 mmscfd (million standard cubic feet per day). Di mana angka usulan WP&B: 588 mmscfd. “Angka realisasi tersebut merupakan data realisasi sampai 24 Desember 2020. Walaupun di tengah pandemi, PHM mampu memproduksi minyak dan gas di atas target,” kata General Manager PHM, Agus Amperianto, kepada Disway Kaltim dan nomorsatukaltim.com pada Ahad (27/12). Untuk hal pengeboran sumur, PHM juga telah mengebor 79 sumur pengembangan. Lebih satu sumur dari target dalam WP&B. Dan 1 hingga 2 sumur lagi akan diselesaikan hingga tutup tahun. Kemudian target mengebor satu sumur eksplorasi juga telah dipenuhi. Juga 1 sumur workover. Agus menjelaskan, tercapainya pengeboran sumur tersebut dari berbagai inovasi yang dikembangkan dalam operasi pengeboran. Yang bisa menurunkan durasi dan biaya pengeboran. Salah satunya dengan penerapan teknik pengeboran tanpa rig (rigless) untuk mengerjakan sumur. Menggantikannya dengan Hydraulic Workover Unit (HWU) baik di wilayah delta maupun lepas pantai. “Metode rigless ini terbukti secara signifikan menekan biaya pengerjaan sumur,” ujarnya. Inovasi lain yang dikembangkan untuk efisiensi adalah penerapan arsitektur sumur One Phase Well (OPW). Yang berhasil secara signifikan memangkas biaya pengeboran menjadi jauh lebih rendah bila dibandingkan penggunaan arsitektur Shallow Light Architecture. Yakni dengan 2 fase pengeboran yang sebelumnya diterapkan. Inovasi yang dibuat para engineer di PHM adalah metode slot recovery. Dengan metode ini, platform yang adalah kepala sumur (well head) dari sejumlah sumur yang sudah tidak berproduksi, dimanfaatkan untuk mengebor sumur baru. Dengan teknik pengeboran side-track menggunakan HWU pada sumur-sumur re-entry, dan memanfaatkan komponen selubung pengeboran dari sumur-sumur lama, PHM berhasil menjaga keekonomian sumur-sumur pengembangan. Antara lain karena tidak perlu membuat platform baru yang mahal harganya. Menurutnya, melalui berbagai inovasi tersebut, Desember ini, PHM berhasil memecahkan dua rekor pengeboran tercepat. Yaitu, sumur delta TN-T165 di Lapangan Tunu dalam waktu 2,15 hari. Dengan kedalaman 1.409 mMD (metre measured depth/kedalaman meter terukur) pada 8 Desember 2020. Lalu pada sumur offshore PK-B8.G1 di Lapangan Peciko dalam waktu 10,96 hari. Dengan kedalaman 4.343 mMd, pada 25 Desember 2020. Selain itu, dari aspek pengelolaan lingkungan. PHM meraih Proper Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk kelima lapangan produksinya. Di antaranya Bekapai Senipah Peciko South Mahakam (BSP), South Processing Unit (SPU), North Processing Unit (NPU), Central Processing Area (CPA), dan Central Processing Unit (CPU). (fey/eny)
Tags :
Kategori :

Terkait