Membangun Budaya Keamanan Siber

Rabu 09-12-2020,22:59 WIB
Reporter : Devi Alamsyah
Editor : Devi Alamsyah

"Ketika berbicara, budaya di dunia nyata yang baik sesuai budaya Indonesia, kita bawa juga [ke ruang siber]," kata Anton.

Menurut dia, dalam membangun budaya keamanan siber, BSSN menjadi lead. Lembaga ini terus melakukan literasi kepada masyarakat, meski Anton menyadari hasil dari literasi itu masih kurang.

Ia mencontohkan, seringkali mendapatkan pertanyaan mengenai peretasan akun WhatsApp. Padahal, serangan ini tidak akan terjadi jika pengguna memahami dulu teknologi informasi yang dipakainya. Serangan akun WhatsApp, kata dia, sebenarnya bisa dicegah jika pengguna menerapkan fitur pengamanan autentikasi dua faktor (2FA).

Anton menegaskan, literasi atau edukasi kepada masyarakat perlu dilakukan secara terus-menerus. Ia menyadari dan yakin bahwa Indonesia sebenarnya punya bibit-bibit unggul, tetapi perlu diarahkan serta perlu diciptakan ekosistem di bidang keamanan siber melalui peta okupasi nasional.

"Strateginya kami mengarahkan ke hal yang baik, itu tercermin di peta okupasi nasional. Peta panduan bagi kita, pekerjaan apa yang dibutuhkan pasar, setelah itu, kita harus dong membuat bagaimana orang siap untuk bekerja pada pekerjaan tersebut" kata Anton.

"Kita kembangkan industrinya, termasuk hari ini pakai Jumpa.id yang merupakan platform konferensi video buatan lokal. Ini harus kita pakai. Harus ada yang namanya keberpihakan. Jadi, kita semua berpihak ke industri dalam negeri," kata Anton. (*/dah)

Tags :
Kategori :

Terkait