Oktober, Ekspor Non Migas Kaltim Naik 7,37 Persen

Jumat 04-12-2020,21:56 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Ekspor non migas Kalimantan Timur (Kaltim) di Oktober 2020 mengalami kenaikan sebesar 7,37 persen. Dibanding September lalu (month-to-month). Kenaikan itu dari USD 0,85 miliar menjadi USD 0,92 miliar.

Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya sebagian nilai ekspor barang non migas. Khususnya komoditas hasil tambang. Untuk nilainya, mencapai USD 859,06 juta. Naik 8,28 persen dibanding September. Ekspor barang migas Oktober ini mengalami penurunan 4,57 persen jika dibandingkan September. Yakni hanya mencapai USD 57,50 juta saja. “Kenaikan nilai ekspor Oktober 2020 sangat dipengaruhi oleh naiknya nilai ekspor golongan barang bahan bakar mineral nonmigas yang mengalami kenaikan sebesar 15,40 persen dan minyak nabati serta olahannya sebesar 17,32 persen,” terang Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim Anggoro Dwitjahyono, Selasa (1/12/2020) pada nomorsatukaltim.com. Persentase kenaikan nilai ekspor terbesar terjadi pada golongan ikan, krustasea, dan invertebrata air lainnya. Yakni sebesar 82,52 persen. Sedangkan persentase penurunan nilai ekspor terbesar terjadi di golongan mesin dan peralatan mekanis. Yaitu sebesar 78,07 persen. Selanjutnya, Anggoro, sapaannya, menyebutkan negara tujuan utama ekspor migas Kaltim pada September 2020 adalah Korea Selatan, Tiongkok, dan Taiwan. Yang masing-masing mencapai 11,35 juta dolar AS, 24,33 juta dolar AS, dan 10,23 juta dolar AS. Ketiga negara tersebut diakui Anggoro menjadi penyumbang ekspor migas Kaltim sebesar 79,86 persen. Khususnya terhadap total ekspor pada Oktober. Lebih lanjut, Anggoro menyatakan, persentase penurunan ekspor migas terbesar terjadi pada Malaysia. Sebesar 3,53 persen. Atau dari 8,67 juta dolar AS menjadi 8,37 juta dolar AS. Hilangnya nilai ekspor migas ke beberapa negara juga menjadi faktor penyebab turunnya nilai ekspor migas Bumi Etam. Sementara itu, Oktober ini muncul transaksi nilai ekspor migas ke Korea Selatan, Taiwan, dan Singapura. Untuk negara-negara tujuan utama ekspor non migas Kaltim adalah India, Tiongkok, dan Filipina. Dengan capaian masing-masing adalah 212,68 juta dolar AS, 179,64 juta dolar AS, dan 55,79 juta dolar AS. Peranan ketiga negara tersebut membuat ekspor non migas Kaltim mencapai 55,79 persen terhadap total ekspor pada September. Persentase kenaikan terbesar ekspor nonmigas pada Oktober jika dibandingkan dengan September terjadi ke Bangladesh. Sebesar 238,12 persen, yaitu dari 11,43 juta dolar AS menjadi 38,64 juta dolar AS. "Sedangkan persentase penurunan terbesar terjadi ke Taiwan sebesar 37,06 persen, yaitu dari 70,27 juta dolar AS menjadi 44,23 juta dolar AS," kata Anggoro. Ketua Asosiasi Pertambangan Batubara Samarinda (APBS) Eko Priyanto mengatakan, dengan data-data di atas dominasi tersebut wajar terjadi. Dan ia membenarkan batu bara di wilayah Bumi Mulawarman banyak di ekspor ke luar. Dirinya juga menyatakan, ekspor batu bara juga memiliki teman lain. Yakni sawit. Walaupun tidak terlalu signifikan atau datar. "Tambang (nilainya) akan lebih tinggi ke depannya. Secara logika ekspor terbanyak ya dua komponen itu (di Kaltim)," terangnya saat dihubungi melalui telepon seluler, Rabu (2/12). Eko Priyanto juga membeberkan beberapa persen energi pembangkit listrik di Tanah Air, juga berasal dari tambang. Walaupun kualitasnya rendah. Kemudian, Eko, sapaannya, juga menyatakan, kejadian ini memang berbanding lurus dengan apa yang terjadi di lapangan. Ekonomi China yang dikabarkan membaik juga menjadi acuan untuk kenaikan harga tambang ke depannya. Menurutnya, kenaikan ekspor ini harus sebanding juga dengan harganya. "Secara kuantiti memang tambang ini mulai mengalami peningkatan," tandasnya mengakhiri. (nad/eny)
Tags :
Kategori :

Terkait