Ketika Investasi Sekadar Basa-Basi, Warga Penajam Kompak Patok Nilai Tinggi

Selasa 10-09-2019,19:03 WIB
Reporter : Devi Alamsyah
Editor : Devi Alamsyah

Kawasan Pasar Senen, Desa Argo Mulyo (Semoi 1), Kecamatan Sepaku, PPU. (Ariyansah/Disway Kaltim) ==========

Kabar penetapan pusat pemerintahan negara langsung tersiar bak wabah. Daerah yang akan masuk zona pembangunan itupun diidentifikasi orang-orang berdasi. Sebagian mengenakan jas. Hilir mudik dan berkoar siap berinvestasi.  Namun praktiknya, masih sebatas bertanya tanpa transaksi.

------------------------------

KABAR tersiar. Mulai banyak orang datang ke Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU). Mencari lahan atau tanah. Setelah PPU diumumkan menjadi bagian dari ibu kota negara (IKN) baru. Kebanyakan dari mereka yang datang itu, rata-rata ngakunya sebagai pengusaha. Ada pengusaha lokal Kaltim. Ada juga dari luar daerah.

DiswayKaltim.com menelusuri hal itu. Sejumlah kepala desa di Sepaku ketika ditemui Sabtu (7/9/2019) mengakui. Mulai banyak orang tak dikenal datang. Berlalu lalang di desanya. Melihat-lihat lahan yang masih kosong dan akan dijual. Adapula yang langsung menemui para kades.

"Banyak yang kesini melihat-lihat. Tanya-tanya sama warga. Ada yang datang ke saya juga ke kantor desa. Tanya lahan. Ada dua orang. Ngakunya pengusaha. Satu dari Jakarta dan satu lagi dari Balikpapan. Yang dari Jakarta itu pengusaha batu bara di Kalsel (Kalimantan Selatan). Cari tanah untuk kebun lada. Begitu katanya. Kalau yang Balikpapan itu, punya toko bangunan. Cari tanah untuk investasi" kata Kasiyono, kepala desa Wonosari. Dulu bernama Semoi 4.

Adapula pengusaha asal Samarinda. Yang datang mencari tanah. Sejak ditetapkan jadi IKN. Banyak mobil mewah hilir mudik. Budi Sarwoto, kepala Desa Argo Mulyo (dulunya Semoi 1) juga membenarkan. Banyak yang tanya-tanya soal lahan. “Ada yang dari Samarinda dan dari Balikpapan,” ujar Budi.

Sebagian ada juga yang menghubungi kepala desa melalui saluran telepon. Hanya sekadar menanyakan apakah ada lahan yang dijual. Kepala Desa Tengin Baru (Sepaku 3) Ahmad Mauladin bahkan banyak ditelepon nomor tak dikenal. Handphone-nya tak berhenti berdering. “Mereka tanya-tanya aja. Apakah ada lahan dijual? Kemudian harganya berapa? Begitu," kata Ahmad Mauladin.

Sejauh ini, orang-orang yang datang baru sekadar bertanya-tanya saja. Belum ada yang mencapai kesepakatan. Belum ada yang transaksi.

Mereka yang datang itu tak hanya melalui kepala desa. Ada juga yang langsung mendatangi warga. Seperti penuturan Nurohman (59), warga Desa Sukaraja, kepada DiswayKaltim.com.  Tak hanya di Desa Sukaraja. Di tiga desa lainnya di Sepaku, yakni Desa Wonosari (Semoi 4), Argo Mulyo (Semoi 1) dan Tengin Baru (Sepaku 3), juga didatangi banyak orang.

Sama. Hanya bertanya-tanya saja. Mencari informasi. Namun, begitu difasilitasi ketemu dengan pemilik tanah. Tak ada transaksi. Padahal kedua pihak, antara penjual tanah dan calon pembeli sudah sepakat. Tinggal transaksi. Tapi hingga sekarang tak kunjung terjadi.

"Kita sudah jenuh. Banyak yang datang hanya tanya tanah. Tapi tidak jadi (transaksi). Gayanya saja datang ke sini. Pakai jas, rapi, tapi enggak ada uangnya," keluh Nurohman.

Namun warga dan aparatur desa pun tak mau kecolongan. Momentum ini pasti banyak menarik para spekulan tanah. Sebagian di antara warga bersepakat. Akan menjual tanahnya setinggi-tingginya. Itu bagian dari strategi agar tanah di Penajam Paser Utara (PPU) nantinya tak dikuasi orang luar. Spekulan tadi. Kalaupun jadi terjual, warga tak sakit hati. Harganya sudah tinggi. Keuntungan sudah di tangan. Daripada ke depan, para spekulan itu yang ambil banyak keuntungan.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo mengumumkan pemindahan IKN ke Kalimantan Timur. Daerah yang dipilih, sebagian PPU dan sebagian Kutai Kartanegara. Banyak yang meyakini, daerah PPU yang menjadi bagian IKN baru itu adalah Kecamatan Sepaku. Karena letak geografisnya, berbatasan langsung Samboja, Kutai Kartanegara. (sah/dah)

Baca Juga: Mereka yang Ketiban Rezeki dari Melonjaknya Nilai Tanah
Tags :
Kategori :

Terkait