Kaltara Perlu Diversifikasi Vertikal

Kamis 26-11-2020,11:24 WIB
Reporter : admin3 diskal
Editor : admin3 diskal

DALAM beberapa tahun ke depan, utamanya pascapandemik COVID-19, ada sejumlah tantangan yang perlu mendapat perhatian komponen penggerak roda perekonomian di Kalimantan Utara. Yakni ekspor hasil tambang, dan belum adanya direct call ekspor Kaltara ke negara konsumen, lantaran harus singgah ke pelabuhan daerah lain.

“Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik) Kaltara, sekitar 85,64 persen ekspor Kaltara yang melalui pelabuhan didominasi hasil tambang. Sisanya adalah 12,44 persen dari hasil industri dan 1,92 persen hasil pertanian,” kata Pjs Gubernur Kaltara Teguh Setyabudi, Rabu (25/11). Guna menghadapi tantangan itu, Teguh menilai perlunya mengoptimalkan berbagai potensi sektor ekonomi daerah. Melalui diversifikasi vertikal atau hilirisasi hasil industri. Cara lainnya, yaitu dengan memaksimalkan potensi ekspor lain di Kaltara. Di antaranya, potensi hydropower, bio energi, dan kehutanan. “Potensi hydropower di Kaltara sungguh luar biasa. Ada Sungai Kayan yang memiliki potensi hingga 9 ribu megawatt, Sungai Mentarang 3.430 megawatt, Sungai Sembakung 500 megawatt, dan Sungai Bahau 1.300 megawatt,” sebutnya. Dari sektor bioenergi, Kaltara memiliki luas wilayah perkebunan mencapai 808.900 hektare, dengan realisasi penanaman 526.464 hektare. Total produksi crude palm oil (CPO) rata-rata 2.105.859 ton per tahun. “Dari sektor kehutanan, Kaltara mempunyai hutan produksi seluas 3.404.289 hektare dan hutan lindung 1.076.141 hektare. Total produksi kayunya mencapai 1.323.098 meter kubik,” paparnya. Adapula potensi perikanan. Di sektor ini, Kaltara memiliki luas lahan budi daya tambak sekitar 149 ribu hektare, dan rumput laut 59.274,58 hektare. Belum lagi perikanan tangkap yang produksinya pada 2019 sebesar 35.847 ton, dan perikanan budi daya 504.303 ton. “Total nilai produk perikanan tangkap dan budidaya di Kaltara pada 2019 mencapai Rp 3,53 triliun, dengan volume 540.150 ton. Adapun ekspor ikan dan udang tahun lalu, mencapai USD 12,89 juta atau sekitar Rp 182,81 miliar,” ungkapnya. HMS/REY
Tags :
Kategori :

Terkait