Kasus Malaria 2020 Meningkat Drastis, PPU Masuk Zona Merah 2 Tahun Beruntun

Minggu 15-11-2020,20:32 WIB
Reporter : Disway Kaltim Group
Editor : Disway Kaltim Group

"Baru kali ini naik signifikan. Harapan kita paling tidak nanti kasus yang ada di luar itu tidak sampai masuk dan menjadi indegenius di PPU," katanya.

Meski tidak ada kasus kematian karena malaria sepeti tahun lalu, Diskes PPU tetap siaga. Yang telah dan terus dilakukan adalah mengadakan pelatihan kader. Terutama untuk menjangkau wilayah-wilayah rawan tadi.

Terutama, lanjutnya, dengan penyuluhan dan pencegahan. Dengan penggunaan kelambu yang berinsektisida misalnya. Kepada para pekerja di perusahaan-perusahaan perkebunan. Mereka yang selama ini banyak terkena.

"Karena areal di sana masih endemis. Kemudian kalau yang wilayah perusahaan dan masyarakat yang ada di areal Penajam," jelas Ponco.

Untuk pembagian kelambu, sudah dan sedang berjalan. PPU memperolehnya bantuan dari The Global Fund. Untuk wilayah dengan endemis zona merah malaria, memang selalu bantuan dari situ. Jumlahnya kali ini 15 ribu kelambu.

Puskesmas Sotek mendapatkan jatah paling banyak, 4.500. Lalu Puskesmas Sepaku 1 dialokasikan 2.650, Puskesmas Sepaku 3 ada 3.950. Serta Puskesmas Semoi II dan Mentawir masing-masing 600 kelambu. Sisanya ke perusahaan-perusahan sekira 2.000.

"Ditambah ada program kelambu rutin khusus untuk ibu hamil. Agar tidak ada kelainan dalam persalinan, ada 1.000 kelambu," imbuh Ponco.

Untuk diketahui, infeksi malaria ini tidak hanya dapat terjadi dengan satu gigitan nyamuk saja. Pun tidak menular juga secara langsung dari satu individu ke individu lainnya. Namun penularan dapat terjadi apabila ada kontak dengan darah penderita. Misalnya seorang ibu hamil menularkan kepada janin yang dikandungnya.

"Maka itu para wanita yang mengandung juga menjadi prioritas selalu," tuntas Ponco. (rsy/ava)

Tags :
Kategori :

Terkait