Pengungkapan Pembunuhan Fransisca, Lambat karena Dokter ‘Impor’

Selasa 03-11-2020,09:51 WIB
Reporter : admin3 diskal
Editor : admin3 diskal

TANJUNG REDEB, DISWAY – Mengungkap kasus pembunuhan Fransisca membutuhkan waktu. Salah satu sebabnya, penyidik Polres Berau harus mendatangkan dokter forensik 'impor'. Dari Balikpapan.

Kasat Reskrim Polres Berau, AKP Rido Doly Kristian berharap, rumah sakit di Berau harus memiliki dokter forensik sendiri. Agar pemeriksaan bisa cepat dilakukan. "Yang melakukan autopsi mayat Fransisca didatangkan dari Balikpapan, sehingga butuh waktu agak lama. Kita berharap ke depan lebih cepat jika terjadi hal serupa. Tentu kalau ada dokter forensik di Berau," ujarnya, Senin (2/11). Jadinya, kata Rido, dalam melakukan pengembangan kasus, harus menunggu hasil autopsi dari dokter forensik Balikpapan. "Koordinasi kelengkapan berkas berkoordinasi ke Balikpapan. Kita masih menunggu hasil autopsi. Hari ini (kemarin) kemungkinan akan dikirim berkasnya,” ujarnya kepada Disway Berau. Dikatakan, pemeriksaan tersangka Ricky Ashary masih berproses. “Pelaku masih diamankan di Polres. Sementara melengkapi berkas pemeriksaan,” jelasnya. Rido menyebut bahwa Ricky Ashari merupakan residivis kasus narkoba. Yang dipenjara pada tahun 2010 lalu. Dengan pidana di atas 5 tahun. “Sekira dua tahun lalu bebas dari jeruji besi,” tegasnya. Hanya saja Rido belum memastikan apakah tersangka menggunakan narkoba sebelum melakukan pembunuhan terhadap Fransisca. Yang bisa dipastikannya adalah pengaruh alkohol. "Kita berharap kasus bisa segera selesai. Semoga cepat P-21,” pungkasnya. Kasus tersebut diselidiki polisi saat mayat Fransisca ditemukan, Rabu (21/10). Diduga dibunuh. Dan polisi berhasil mengamankan tersangka Ricky, Minggu (25/10) di Kalteng. (*)
Tags :
Kategori :

Terkait