Jakarta, nomorsatukaltim.com - Nama Jack Ma dalam waktu singkat menjadi buah bibir masyarakat seluruh dunia. Asal muasal dari situasi ini adalah dari pertemuan antara Ma dengan orang nomor satu di Amerika Serikat (AS): Donald Trump.
Pertemuan ini menjadi perbincangan dan layak tercatat dalam sejarah dunia. Sebab mampu membelokkan kebijakan Trump mengenai tarif khusus untuk produk impor dari China.
Selain itu, memang perlu diakui, Ma semakin dikenal luas oleh dunia. Namanya santer dibicarakan karena berhasil menempati posisi orang terkaya nomor satu di Negeri Tirai Bambu. Menempati pula posisi ke-23 untuk orang terkaya di dunia.
MASA KECIL
Ma merupakan potret dari kerja keras tanpa batas, dan menjadi bukti nyata kata bijak from zero to hero. Ma terlahir di tengah keluarga papa, dan merasakan lusinan penolakan. Baik dari sekolah, universitas, sampai tempat kerja.
Ma lahir pada 15 Oktober 1964 di Hangzhou, Tenggara China. Ia merupakan anak kedua dari 3 bersaudara. Ma memiliki 1 kakak perempuan dan 1 kakak laki-laki. Ma tumbuh di lingkungan komunis yang pada masa tersebut masih tertutup dengan dunia Barat. Keluarga Ma hidup dengan keterbatasan karena minimnya uang yang bisa dimiliki.
Jika dilihat foto masa kecil Ma, maka terlihat ia memiliki tubuh yang kecil. Meski begitu, banyak orang terdekatnya mengatakan bahwa ia memiliki jiwa besar.
Hal itu terbukti dari keberaniannya melawan siapa saja. Termasuk teman sekelas yang tubuhnya lebih besar. Ma mengaku tidak pernah merasa takut dengan anak-anak sekelas maupun kelas lain yang fisiknya lebih kuat dan besar.
Meski tumbuh di tengah keluarga yang jauh dari kata kaya, namun Ma menikmati masa kecilnya dengan bahagia. Selayaknya anak-anak normal pada umumnya. Ma menikmati banyak permainan populer di masanya.
BELAJAR BAHASA INGGRIS
Tahun 1972 menjadi titik awal Ma memiliki modal untuk bisa berjuang menjadi orang sukses. Pada tahun tersebut Hangzhou yang menjadi kampung halaman Ma dikunjungi manta presiden AS, Nixon.
Selepas kunjungan tersebut Hangzhou kemudian menjadi kiblat wisata di China. Banyak pembangunan dilakukan pemerintah untuk memoles kawasan tersebut. Agar ramah wisata.
Dibangun pula banyak hotel untuk mempersiapkan kunjungan banyak turis asing. Sebagai salah satu remaja di lingkungan Hangzhou, Ma mencoba ikut ambil bagian pada kemajuan kampung halamannya. Selepas sekolah, Ma langsung berlari menuju ke hotel ataupun stasiun untuk menjemput turis-turis asing.
Ma dengan senang hati menjadi pemandu wisata bagi para turis yang disambutnya untuk berkeliling Hangzhou. Pendapatannya sebagai pemandu wisata terbilang lumayan. Apalagi kala itu ia masih bersekolah.
Namun yang paling berharga dari pengalaman ini adalah kemampuan bahasa Inggrisnya yang terasah dengan baik. Bahkan Ma mengaku dalam beberapa kali wawancara dari pengalaman menjadi pemandu wisata sering mendapatkan ilmu menarik yang tidak pernah ia jumpai dari guru sekolah maupun buku yang pernah dibacanya.
Kemampuan Ma berbahasa Inggris semakin baik, dan nama “Jack” tersemat di nama depannya. Nama ini merupakan pemberian salah satu turis yang dipandunya. Siapa sangka nama ini pula yang membuatnya di masa mendatang menjadi orang yang dikenal dunia luas.
MERAIH PENDIDIKAN
Ma tahu bahwa untuk memperbaiki hidupnya dan keluarganya perlu mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Bukan hal mudah bagi orang dengan latar belakang keluarga sepertinya untuk mendapatkan pendidikan yang layak.