Masih Misteri

Kamis 24-09-2020,09:50 WIB
Reporter : admin3 diskal
Editor : admin3 diskal

“Almarhum itu ada diabetes militus, dan itu yang memberatkan beliau,” katanya.

Dijelaskannya, diabetes militus itu membuat darah menjadi lebih kental. Dan mengakibatkan kinerja jantung lebih berat.

“Apalagi almarhum memang memiliki persoalan di jantung,” ujarnya.

Setia Menemani hingga Akhir

Diketahui, istri Muharram akan selesai isolasi dan direncanakan dipulangkan ke Bumi Batiwakkal.

Hingga hembusan napas terkahir Muharram, Sri Juniarsih tak pernah beranjak dari sisi suaminya. Hal tersebut diungkapkan Iswahyudi.

Muharram, ditetapkan sebagai pasien terkonfirmasi pada 9 September 2020. Saat ditetapkan positif COVID-19, Sri Juniarsih tak pernah sekali pun meninggalkan Muharram.

“Padahal, saat itu istrinya negatif COVID-19,” ujarnya.

Diakuinya, berada dalam satu ruangan dengan pasien terkonfirmasi tanpa menggunakan APD, tidak direkomendasikan tenaga kesehatan.

Dengan membulatkan tekad, Sri Juniarsih membuat pernyataan untuk terus mendampingi Muharram, yang saat itu berada di ruang isolasi Rumah Sakit Pertamina, Balikpapan.

“Tubuh saya adalah tanggung jawab saya. Begitulah kira-kira yang dipikirkan ibu Bupati,” ungkapnya.

Menghapuskan semua ketakutan akan tertular, Sri Juniarsih bahkan tak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) di awal masa perawatan Muharram.“Ibu wanita yang hebat dan tangguh,” katanya.

Bak kisah cinta Habibie dan Ainun, hanya maut yang mampu memisahkan keduanya.“Cinta dan kesetiaan itu tejaga napas terakhir pak Bupati,” ucapnya.

Bupati Berau itu dinyatakan meninggal dunia 22 September 2020, sekira pukul 16.45 Wita, di Rumah Sakit Pertamina Balikpapan. Dengan diagnosa pneumonia berat yang mengakibatkan gagal napas.

Dengan demikian, Sri Juniarsih tinggal seorang diri menjalani perawatan di ruang isolasi. Sebelum mengantarkan jenazah Muharram ke peristirahatan terakhirnya, juga melakukan swab control.

“Hasilnya masih positif,” katanya.

Tags :
Kategori :

Terkait