Problematika 7 Bulan Belajar Daring di Kaltim

Minggu 20-09-2020,22:03 WIB
Reporter : Disway Kaltim Group
Editor : Disway Kaltim Group

Seperti salah satu orang tua murid bernama Wahidin. Warga Kecamatan Tenggarong. Semenjak anaknya yang kelas 3 SMP itu mengawali tahun ajaran baru. Baru sekali anaknya memperoleh kuota internet dari sekolah. 2 GB besarnya. Setelahnya tidak lagi.

Dari pemerintah daerah. Belum ada bantuan sama sekali. Meskipun akhir-akhir ini ada wacana bantuan kuota dari pemerintah daerah maupun Kemendikbud. Padahal setiap hari anaknya harus mengakses layanan pembelajaran virtual. Atau yang populer saat ini layanan zoom meeting.

"Gak ada dapat (kuota), didata pun belum," ujar Wahidin pada Disway Kaltim, Jumat (18/9).

Tapi dirinya masih beruntung dibanding orang tua lainnya. Meskipun tidak dapat bantuan kuota, anak masih bisa belajar. Karena ada jaringan WiFi di rumahnya. Bahkan setiap pagi, banyak teman-teman anaknya yang datang ke rumah. Bukan untuk bermain. Tapi ikut belajar, dengan memanfaatkan WiFi yang terpasang. Karena sebagian besar kurang mampu membeli kuota, di tengah kesulitan ekonomi karena COVID-19.

Berbagai kendala pun mulai dirasakan. Karena ia dan istrinya bekerja. Sehingga pengawasan untuk anaknya dinilai sangat kurang. Terlebih mereka tidak memiliki latar belakang sebagai seorang guru. Tentunya sulit bagaimana cara yang pas untuk memberikan pemahaman dalam hal pembelajaran selama dirumah.

"Pengawasan dan pembelajaran pun sangat kurang maksimal," pungkas Wahidin.

Meskipun memang benar wacana pemerintah yang akan memberikan bantuan berupa kuota. Dirinya berharap itu bisa terealisasi cepat. Sehingga kendala yang dirasakan para orang tua murid sedikit berkurang.

*

HARUS DIDATA

Hingga kini para wali murid di Penajam Paser Utara (PPU) masih menantikan bantuan kuota internet. Bantuan itu dijanjikan pemerintah pusat.

"Sampai saat ini belum ada, Mas," ujar Sri.

Selama ini untuk memenuhi kebutuhan internet, dia masih mengeluarkan kebutuhan secara mandiri.

Biasanya dalam sebulan menghabiskan hingga 10-15 gigabyte. Nominal untuk provider yang digunakan hingga Rp 150 ribu per bulan.

"Makanya, sangat dinantikan betul kalau memang ada bantuan," sebut dia.

Informasi bantuan telah diterima dari sekolah. Menurut dia, jumlah bantuannya 35 gigabyte per bulan. Diterima selama 3 bulan ke depan.

Senada, Feri menuturkan hal serupa. "Katanya sih ada," ucapnya.

Namun berbeda lagi dengan Arif. Ia tidak begitu menanti adanya bantuan kuota itu. Anaknya ada dua. Satu kelas 4 SD. Satu lagi kelas 3 SMP.

Tags :
Kategori :

Terkait