Investasi Digebuk Pagebluk

Jumat 21-08-2020,13:41 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Hampir setahun sejak Kaltim diumumkan sebagai ibu kota negara (IKN) baru. Gairah ekonomi begitu terasa kala itu. Akan banyak investasi masuk. Baik asing, atau dalam negeri. Semua berubah saat pagebluk menggebuk.

---------------------

Baru sebulan sejak Presiden RI Joko Widodo menyebut nama Penajam Paser Utara (PPU) dan Kutai Kartanegara sebagai lokasi IKN baru. Berbagai utusan negara sudah mendatangi Kaltim. Baik dari jiran Malaysia hingga yang berjarak belasan ribu kilometer seperti Polandia, Kanada, Amerika Serikat hingga Jerman. Semuanya pedekate dengan Kaltim.

Dari Sabah, Malaysia saja, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Balikpapan Yaser Arafat saat itu menyebut ada potensi investasi Rp 1 triliun.

Jumlah itu berdasarkan bisnis yang mereka tawarkan dari berbagai bidang usaha. “Saya taksir, berdasarkan bisnis mereka bisa Rp 1 triliun lebih kalau dijumlah keseluruhan dari semua bidang usaha. Tadi ada pabrik makanan  hingga minuman. Mereka datang dan tertarik karena ada peluang usaha menyusul ibu kota negara baru di Kaltim,” ucapnya.

Perwakilan Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat di Jakarta Joshua Lustig juga bertemu Yaser Arafat. Ia adalah pejabat urusan kesehatan, lingkungan hidup, serta urusan bagian ekonomi di Kedubes Amerika Serikat di Jakarta itu.

Kedubes Amerika ingin menggali informasi. Terkait potensi sektor usaha atau bisnis yang bisa dikembangkan di daerah IKN baru ini. Khususnya daerah Balikpapan. Sebagai penyangga pembangunan ibu kota baru itu.“Mereka menanyakan, potensi-potensi apa yang bisa digarap,” ungkap Yaser.

Memang, Kaltim telah lama dilirik oleh pengusaha maupun investor. Dari luar negeri pada umumnya. Amerika Serikat, khususnya. “Sudah lama. Hanya saja ada momentum besar yang semakin mendorong mereka. Yaitu pemindahan IKN ini. Kalau Kedubes Amerika tadi, setelah dari sini, informasi yang didapatkan akan disampaikan ke rekanan-rekanan, investor-investor di Amerika. Itu sebagai informasi,” sebutnya.

COVID MENGHANTAM

Kondisinya kini, jika melihat pertumbuhan investasi Kaltim turun sebesar 49,8% dibandingkan triwulan I 2019.

Sejak 2016, target dan capaian investasi memang mengalami penurunan. Tetapi melihat capaian triwulan pertama tahun ini agak sulit memenuhi target. Yang baru menyentuh Rp 4,64 triliun pada triwulan pertama lalu.

Berdasarkan data tersebut, Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Kaltim Muhammad Sa’bani mengatakan penyebab penurunannya karena COVID-19. Masyarakat pun menahan diri untuk melakukan aktivitas. Termasuk investor yang ingin melakukan investasi.

"Sebagian investor menahan diri, mereka tidak berani bepergian karena COVID-19 ini. Kalau tidak ada pandemi, investasi akan terdorong terus," ucapnya yang dihubungi melalui telepon seluler, Kamis (20/8).

Untuk sektor yang mengalami kenaikan, katanya, ada telekomunikasi serta kesehatan. Kedua sektor itulah yang mendorong adanya kenaikan.

Tags :
Kategori :

Terkait