Solo, nomorsatukaltim.com - Dinamika Pilkada Solo 2020 semakin mengerucut kepada duel pasangan Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa melawan Bagyo Wahyono-FX Supardjo atau Bajo dengan kekuatan dukungan masing-masing.
Banyak pihak berpendapat pertarungan dua kubu ini kurang berimbang karena beda modal awal dukungan. Gibran-Teguh diusung PDIP sebagai pemenang Pemilu 2019 dan didukung empat partai politik (parpol) pemilik kursi di DPRD Solo periode 2019-2024.
Bila dikalkulasi berdasarkan hasil Pemilu 2019, modal suara koalisi PDIP sebanyak 256.281 suara atau 74,609 persen dari suara sah Pemilu 2019. Perinciannya, PDIP 189.760 suara, PAN 20.260 suara, Partai Golkar 18.727 suara, Partai Gerindra 15.372 suara, dan PSI 12.162 suara.
Gibran-Teguh di Pilkada Solo 2020 juga berpotensi mendapatkan tambahan suara dari parpol non-parlemen DPRD Solo seperti dari PKB sebanyak 5.926 suara dan Partai Demokrat 8.950 suara.
DPC PKB Solo telah mendeklarasikan diri mendukung pasangan Gibran-Teguh. Mereka juga siap bergabung dengan Tim Pemenangan Gibran-Teguh yang dikoordinasi DPC PDIP Solo.
Sedangkan Ketua DPC Partai Demokrat Solo, Supriyanto, sejak jauh hari menyatakan dukungan pada sosok Gibran sebagai calon wali kota Solo.
Di sisi lain, kekuatan dukungan pasangan Bajo di Pilkada Solo 2020 berasal dari organisasi kemasyarakatan (ormas) Panji-Panji Hati atau lebih populer dengan sebutan Tikus Pithi Hanata Baris. Modalnya sekitar 38.629 suara.
Jumlah itu mendasarkan estimasi sementara dukungan sah paslon Bajo. Perinciannya 28.629 suara yang dinyatakan memenuhi syarat (MS) oleh KPU Solo pada verifikasi faktual (verfak) tahap pertama.
Ditambah 10.000 suara memenuhi syarat dalam verfak perbaikan dukungan Minggu (9/80) hingga Sabtu (15/8) lalu.
Bila dikomparasikan, modal kekuatan dukungan suara pasangan Bajo di Pilkada Solo 2020 hanya di kisaran 15,07 persen dari modal suara paslon Gibran-Teguh. (sp/qn)