Ekonomi Diprediksi Tumbuh Negatif, Airlangga: Masih Lebih Baik

Kamis 13-08-2020,11:22 WIB
Reporter : Y Samuel Laurens
Editor : Y Samuel Laurens

Pengendara motor melintasi mural tentang COVID-19 di Depok, Jawa Barat. (ANTARA)

Jakarta, nomorsutukaltim.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memprediksi perekonomian Indonesia selama 2020 tumbuh minus 0,49 persen sebagai dampak pandemi COVID-19.

“Diharapkan di kuartal III bisa membaik dengan prediksi minus 2. Minus 1 atau bahkan kita berharap bisa masuk positif,” kata Airlangga, Rabu (12/8).

Dalam pemaparan terkait pertumbuhan ekonomi sejumlah negara termasuk Indonesia, Airlangga memperkirakan perekonomian Indonesia pada kuartal III-2020 mencapai minus 1 persen. Kemudian, kuartal IV-2020 diperkirakan membaik menjadi positif 1,38 persen. Sehingga pertumbuhan ekonomi selama 2020 diperkirakan negatif 0,49 persen.

Airlangga menyebut, dampak COVID-19 terhadap ekonomi Indonesia relatif lebih baik dibandingkan negara lain. Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal II negatif 5,32 persen. Merosot dibandingkan kuartal I mencapai 2,97 persen.

Meski begitu, negara lain pada kuartal II tahun ini juga tumbuh negatif. Namun jauh lebih dalam dibandingkan Indonesia. Ia mencontohkan Amerika Serikat (AS) pada kuartal II. Perekonomiannya tumbuh negatif 9,5 persen. Kemudian Inggris dan Prancis negatif 19,9 persen dan 19 persen. Bahkan keduanya sudah mengalami resesi.

Sebagian besar negara di Eropa pertumbuhan ekonominya tumbuh negatif pada kuartal II. Begitu juga di Brasil, Argentina, dan India. Yang jatuh lebih dalam: negatif 18,92 persen.

“Oleh karena itu, kita harus dorong belanja pemerintah ataupun spending masyarakat diberi rasa nyaman dan aman. Itu yang paling penting. Agar spending itu bisa berjalan,” katanya.

Pemerintah mengalokasikan anggaran Rp 695,2 triliun untuk biaya penanganan COVID-19. Termasuk pemulihan ekonomi nasional. Saat ini, BUMN Bio Farma sedang melakukan uji klinis kandidat vaksin COVID-19. Bekerja sama dengan Sinovac dari China.

“Kita berharap ini berhasil. Maka kita sudah bisa akses vaksin dan ini akan diproduksi Bio Farma. Dan tiga-empat vaksin juga didorong dengan Kalbe dengan Korea. Dan juga salah satu melalui Melinda Gates Foundation atau CEPI. Yang akan akses di Oxford,” jelas Airlangga.

Ia mengatakan, perbaikan indikator perekonomian meliputi peningkatan purchasing manager index (PMI) manufaktur yang telah mencapai level 46,9 serta Indeks Keyakinan Konsumsi (IKK) yang mengalami peningkatan dari 77 menjadi 83,8.

“Kemudian beberapa sektor emiten membukukan positif. Jadi ini dilihat bahwa terjadi bottom out ekonomi nasional. Demikian sektor kendaraan bermotor ada kenaikan dari minus 82 menjadi minus 64,” ujarnya.

Airlangga menuturkan, perbaikan bisa dicapai dengan memperkuat realisasi jaring pengaman sosial (social safety net). Baik dalam bentuk barang melalui bantuan sosial (bansos) maupun uang tunai.

Begitu juga dengan dukungan yang dikucurkan untuk dunia usaha. Seperti subsidi bunga untuk ultra mikro dan UMKM, pengelolaan persyaratan kredit UMKM, penempatan dana, penjaminan kredit modal kerja, dan insentif pajak.

“Tentu kita juga berharap ada efek perbaikan (dalam ekspor impor) melalui perekonomian global. Baik China maupun negara lain yang recover terlebih dahulu,” tutur Airlangga. (kmp/qn)

Tags :
Kategori :

Terkait