Samarinda Harus Tetapkan Kawasan Dilindungi

Minggu 26-07-2020,11:50 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Q: Apakah rekomendasi akademisi Unmul ini sudah dijalankan oleh pemerintah?

A: Budi- Nah, itu. Sepertinya tidak.

****

 LANGKAH AWAL

Q: Untuk memperbaiki kondisi saat ini, apakah kawasan yang seharusnya terendam itu dikembalikan lagi atau lebih baik dikonversikan ke wilayah lain?

A: Budi - Jika kita coba mengembalikan ke kondisi semula, tentunya akan sulit. Bahkan biayanya cukup mahal karena akan membayar ganti rugi dan lain-lain. Yang bisa kita lakukan, yaitu kita deliminasi dulu lokasi mana yang masih menjadi lokasi penyimpanan air, kemudian ditetapkan sebagai kawasan yang harus dilindungi.

Kemudian wilayah yang sudah rusak, yang tidak memiliki vegetasi dan tanahnya sudah terbongkar bekas batu bara, dikembalikan dulu seperti semula. Minimal ditanami ulang supaya ada vegetasinya.

Terakhir, Zero Delta Q Policy. Artinya, kita melarang kegiatan pembangunan itu menimbulkan tambahan limpasan air. Contohnya, suatu daerah itu merupakan kawasan yang alami dengan limpasan air sebesar 750 kubik. Jika kemudian ada bangunan, jumlah limpasan air tidak boleh lebih dari angka semula. Caranya bermacam-macam, bisa membangun atau teknik apapun, agar tidak melebihi limpasan awal.

Q: Bagaimana Mas Kris?

A: Krisdiyanto - Sebenarnya yang paling utama, selama saya menganalisa banjir Samarinda, yaitu soal Mitigasi. Mitigasi yang gagal, bisa mengakibatkan nyawa melayang. Tahun ini saja, Samarinda sudah kehilangan 4 orang akibat banjir yang terjadi.

Ini  penyebabnya macam-macam, ada yang tersetrum, lambat evakuasi dan lain-lain. Itu karena memang early warning system kita belum berjalan baik. Jika kerugian materi bisa dicari, sementara bagaimana dengan kehilangan nyawa, yang tentunya tidak bisa dibiarkan begitu saja.

Saya banyak menyampaikan ke sejumlah pihak, untuk menyiapkan minimal setiap RT memiliki satu kapal untuk evakuasi. Selain itu, rumah panggung atau rumah aman, yang dapat digunakan untuk dapur umum atau kondisi darurat lainnya.

Pengalaman saya mendistribusikan makanan kepada korban banjir yang masih bertahan di rumahnya, lokasinya cukup jauh. Bahkan waktu distribusi makanan dari dapur umum menuju ke penerima bantuan bisa sampai 30 menit.

Q: Terakhir, sampaikan tiga kata untuk banjir Samarinda?

A: Budi – Lindungi, selamatkan dan sejahterakan. 

Lindungi, yang dilindungi itu kawasan untuk meresap dan menyimpan air. Selamatkan, utamanya menyelamatkan masyarakat yang terkena dampak banjir. Sejahterakan,  sejahterakan masyarakat yang saat ini cukup menderita karena banjir.

Tags :
Kategori :

Terkait