Disdikbud Kukar Minta Perpisahan Sekolah Dirayakan secara Sederhana
Kepala Disdikbud Kukar, Thauhid Afrilian Noor.-ist--

Banner Diskominfo Kukar 2025 Rev--
KUKAR, NOMORSATUKALTIM – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutai Kartanegara (Kukar) menyoroti pentingnya pengembangan seni siswa secara berkelanjutan, bukan hanya difokuskan pada momen perpisahan sekolah.
Kepala Disdikbud Kukar, Thauhid Afrilian Noor, menilai kegiatan pentas seni sebaiknya menjadi agenda rutin yang melibatkan seluruh siswa, bukan sekadar seremoni tahunan yang kerap dibarengi dengan pungutan tinggi dan kemewahan.
“Kalau mau menampilkan anak-anak dalam tarian, jangan tunggu momen perpisahan. Kalau perlu, tiga bulan sekali buat pola-pola seni,” ujarnya, belum lama ini.
Menurutnya, potensi seni para pelajar bisa lebih maksimal jika mendapat wadah yang konsisten dan tidak dibatasi oleh kegiatan seremoni. Ia mendorong setiap sekolah menyusun program kerja seni secara berkala, yang bisa menjadi ajang eksplorasi bakat tanpa harus menunggu akhir masa belajar.
“Jangan alasannya ingin menampilkan anak-anak, tapi baru dilakukan saat perpisahan. Itu sangat disayangkan,” lanjutnya.
Thauhid juga menyoroti tren yang berkembang di sekolah-sekolah, di mana momen perpisahan justru berubah menjadi ajang konsumtif dan eksklusif. Ia mengkritik kebiasaan iuran mahal yang dibebankan kepada orang tua siswa hanya untuk menyewa tempat, menggelar studi tur hingga menyiapkan kostum pertunjukan mewah.
“Gunakan saja halaman sekolah, tidak perlu sewa tempat mahal. Jangan ada studi tur juga, yang ujung-ujungnya hanya membebani,” jelasnya.
Ia menekankan, pendidikan seharusnya mencerminkan kesederhanaan dan empati sosial. Dalam satu kelas, tidak semua siswa berasal dari latar belakang ekonomi yang sama. Ketika biaya kegiatan terlalu tinggi, ada potensi timbulnya kesenjangan dan tekanan sosial.
“Dalam satu kelas itu pasti ada siswa yang keluarganya kesulitan ekonomi. Jangan sampai kegiatan sekolah justru menciptakan jurang antar siswa,” tegas Thauhid.
Disdikbud Kukar sendiri terus mengingatkan seluruh satuan pendidikan untuk tidak melakukan pungutan yang tidak sesuai ketentuan. Jika ditemukan pelanggaran, pihaknya tak segan untuk mengambil tindakan tegas.
“Kalau saya tahu ada sekolah seperti itu, langsung saya tegur, saya panggil sekolahnya. Pilih edaran saya atau pilih komitenya,” ucapnya dengan nada serius.
Ia menegaskan bahwa Disdikbud Kukar tidak melarang sekolah untuk merayakan kelulusan siswa, tetapi harus dilaksanakan dengan konsep yang sederhana, adil, dan tidak memberatkan siapa pun.
“Perpisahan itu boleh, tapi jangan memberatkan dan jangan diwajibkan. Kami hanya minta kesederhanaan dan kepedulian,” imbuhnya.
Dengan pendekatan ini, Thauhid berharap sekolah-sekolah bisa menjadi tempat pengembangan karakter dan bakat siswa, bukan sekadar penyelenggara seremoni yang membebani banyak pihak. (*)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
