Bankaltimtara

DKP Kukar Bangun Jeti Mini untuk Dukung Nelayan Daerah Pesisir

DKP Kukar Bangun Jeti Mini untuk Dukung Nelayan Daerah Pesisir

Kepala DKP Kukar, Muslik.-ist--


Banner Diskominfo Kukar 2025 Rev--

KUKAR, NOMORSATUKALTIM – Untuk menjawab kebutuhan nelayan di wilayah pesisir yang belum memiliki Tempat Pelelangan Ikan (TPI) skala besar, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kutai Kartanegara mulai mengembangkan fasilitas alternatif berupa jeti atau pelabuhan pendaratan ikan berskala kecil.

Fasilitas ini dianggap lebih cocok dan efisien karena menyesuaikan dengan kondisi lapangan, terutama di daerah dengan aktivitas penangkapan ikan yang belum tinggi.

Kepala DKP Kukar, Muslik, menjelaskan bahwa jeti merupakan solusi realistis yang bisa menjawab kebutuhan dasar nelayan tanpa harus membangun TPI besar yang belum tentu dimanfaatkan secara optimal.

“Tidak semua wilayah butuh TPI besar. Untuk daerah yang skalanya kecil, kita cukup bangun jeti sebagai tempat pendaratan ikan,” ujar Muslik di Tenggarong, Rabu 14 Mei 2025.

Ia menerangkan bahwa jeti memiliki fungsi utama sebagai lokasi sandar kapal nelayan, tempat bongkar muat hasil tangkapan, serta pusat aktivitas harian komunitas pesisir.

“Kalau dibangun TPI tapi tidak dimanfaatkan, itu jadi mubazir. Maka kita pilih pendekatan yang lebih sesuai,” tambah Muslik.

Hingga saat ini, DKP Kukar telah membangun beberapa jeti di wilayah pesisir seperti Muara Jawa, Samboja, Anggana, dan Muara Badak. Keberadaan jeti tersebut mulai dirasakan dampaknya oleh nelayan lokal.

Menurut Muslik, pembangunan jeti bukan hanya menjadi fasilitas fisik, melainkan juga strategi awal untuk mempersiapkan daerah tersebut berkembang menjadi kawasan perikanan yang lebih kompleks ke depannya.

“Jeti bisa jadi tahap awal sebelum dikembangkan jadi kawasan dengan fasilitas perikanan yang lengkap,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa DKP Kukar juga melibatkan kelompok masyarakat lokal dalam pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas jeti agar penggunaannya bisa berkelanjutan.

“Kita latih kelompok masyarakat untuk ikut urus dan rawat fasilitasnya,” jelasnya.

Melalui pendekatan ini, Muslik berharap akses distribusi hasil perikanan menjadi lebih lancar dan nelayan kecil mendapatkan kemudahan dalam menjual hasil tangkapannya ke pasar.

“Dengan jeti yang tersebar di beberapa wilayah, maka sentralisasi aktivitas perikanan bisa dikurangi dan potensi lokal dapat dimaksimalkan tanpa membebani daerah dengan pembangunan yang belum tepat guna,” imbuhnya. (*)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: