Bankaltimtara

Permainan Tradisional Ramaikan HUT ke-12 Mahulu, Salah Satunya Lomba Begasing

Permainan Tradisional Ramaikan HUT ke-12 Mahulu, Salah Satunya Lomba Begasing

Lomba olahraga tradisional gasing dalam rangka HUT ke-12 Mahulu.-Iswanto/ Nomorsatukaltim-

MAHULU, NOMORSATUKALTIM- Rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-12 Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) diisi dengan perlombaan permainan tradisional. Salah satu permainan tradisional yang ditampilkan yakni gasing.

Perlombaan ini diikuti oleh peserta dari perwakilan 5 kecamatan, menjadikan olahraga tradisional ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga sarana pelestarian budaya leluhur.

Koordinator Olahraga Tradisional, Philipus Polen Paran menjelaskan, bahwa permainan gasing telah ada sejak zaman nenek moyang masyarakat Mahulu.

Permainan gasing menjadi bagian dari tradisi masyarakat Dayak di wilayah tersebut, terutama saat kegiatan menanam padi atau menugal.

BACA JUGA: Perjuangkan Jalan Menuju Perbatasan, Komisi III DPRD Mahulu Datangi Kementerian PUPR

“Permainan ini dimainkan oleh anak-anak, remaja, hingga orang tua, biasanya saat musim menanam padi atau nugal di wilayah Mahakam Ulu,” jelasnya, Rabu, 10 Desember 2025.

Gasing yang digunakan dalam perlombaan terbuat dari kayu banggris dan kayu ulin dengan dua bentuk utama, yaitu gasing bulat dan gasing lepeh.

Tujuan utama lomba begasing masuk ke dalam event ini adalah mencari bibit-bibit terampil dalam permainan begasing serta menjaga agar permainan tradisional ini tidak punah.

Dalam permainan gasing terdapat beberapa kategori, di antaranya gasing bulat adu turai dan gasing lepeh adu tumbuk.

BACA JUGA: Inovatif, DLH Mahulu Kelola Sampah Plastik Ubah jadi Paving Block

Namun gasing bulat juga bisa dijadikan gasing adu tumbuk, adu tumbuk dilakukan dengan cara saling memukul gasing lawan hingga keluar arena atau berhenti berputar. Sedangkan adu tirai adalah mencari gasing yang paling lama berputar.

“Begasing tidak hanya sebagai hiburan atau olahraga tradisional biasa, tetapi juga melatih ketepatan, konsentrasi, dan sportivitas, serta menjadi warisan budaya leluhur yang harus dijaga,” ujarnya.

Antusiasme masyarakat Mahakam Ulu dalam mengikuti perlombaan ini dilihat dari banyaknya peserta yang dikirim dari kampung-kampung dan kecamatan, serta tingginya minat penonton yang hadir mendukung.

Harapan ke depan, olahraga tradisional begasing terus dilaksanakan dalam setiap peringatan HUT Kabupaten Mahulu agar budaya leluhur ini tetap hidup dan dikenal luas oleh generasi muda maupun masyarakat luar daerah.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: