Bankaltimtara

Unmul Samarinda Dampingi Mahasiswanya yang Ditangkap Polisi terkait Molotov

Unmul Samarinda Dampingi Mahasiswanya yang Ditangkap Polisi terkait Molotov

Tim kuasa hukum Unmul Samarinda memberikan pendampingan hukum terhadap mahasiswanya yang ditahan di Mako Polresta Samarinda, terkait dugaan merakit bom molotov.-(Disway Kaltim/ Mayang)-

Lebih lanjut, Bahzar menyebut bahwa kampus selama ini memiliki aturan yang tidak memperbolehkan adanya kegiatan mahasiswa hingga malam hari. 

Oleh karena itu, investigasi internal akan dilakukan untuk mengetahui bagaimana kegiatan malam tersebut bisa berlangsung.

"Kami akan evaluasi. Apakah ada kelengahan dari pihak fakultas, atau bagaimana pengawasan dilakukan. Semua akan kami dalami," tambahnya.


Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Mohammad Bahzar.-(Disway Kaltim/ Mayang)-

Aktif Organisasi dan Berprestasi

Terkait profil mahasiswa yang kini ditetapkan sebagai tersangka, Bahzar menyebut bahwa mereka selama ini dikenal aktif dan berprestasi. 

Mereka terlibat dalam organisasi kemahasiswaan seperti Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), dan tidak pernah menunjukkan indikasi perilaku ekstrem sebelumnya.

"Anak-anak itu baik, berprestasi, dan aktif di organisasi. Kami tidak pernah menyangka akan terjadi hal seperti ini. Bahkan malam sebelum kejadian, kami sudah sempat rapat dengan BEM dan Wakil Dekan III, tapi malamnya kami justru dapat kabar ada penggerebekan," paparnya.

BACA JUGA: Diduga Bikin 27 Botol Bom Molotov, 22 Mahasiswa Samarinda Ditangkap Polisi

Ia juga menyebut bahwa 4 mahasiswa yang ditetapkan sebagai tersangka berasal dari luar Kota Samarinda.

Potensi Aksi Lanjutan

Saat ditanya soal kemungkinan adanya aksi lanjutan dari mahasiswa sebagai bentuk solidaritas, Bahzar mengatakan pihak kampus belum menerima laporan resmi. 

Namun demikian, ia berharap semua pihak dapat menjaga situasi agar tetap kondusif, terutama dalam konteks ekonomi dan stabilitas sosial.

"Kalau ada aksi lagi, kami akan pelajari dulu. Harus ada diskusi, harus jelas apa yang diperjuangkan. Kita jangan setiap saat terus bergerak tanpa arah. Kita perlu jaga kestabilan, termasuk dampaknya ke masyarakat luas," imbuhnya.

Menurutnya, gerakan mahasiswa harus tetap dijaga dalam koridor akademis dan konstitusional, agar tidak menimbulkan keresahan atau berdampak negatif pada citra kampus dan masyarakat sekitar.

"Kami ingin mahasiswa tetap jadi bagian dari solusi bangsa, bukan bagian dari masalah. Kampus bukan tempat kekerasan, tapi tempat pembentukan karakter dan pemikiran,"pungkasnya.

BACA JUGA: 38 Korban Dirawat Usai Aksi Aliansi Mahakam, Mengalami Sesak Napas hingga Luka Benda Tumpul

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: