Unmul Klarifikasi Temuan Molotov dan Simbol PKI di Kampus Banggeris
Barang bukti bom molotov serta logo Partai Komunis Indonesia (PKI) yang disita polisi dari Kampus Unmul di Jalan Banggeris, Samarinda.-(Disway Kaltim/ Mayang)-
SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM — Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda memberikan klarifikasi terkait temuan benda mencurigakan berupa bom molotov dan simbol-simbol partai politik di lingkungan kampus.
Pihak kampus menegaskan bahwa temuan tersebut berada di luar kendali gerakan mahasiswa yang tengah menyuarakan aspirasi secara damai.
Wakil Rektor III Unmul, Mohammad Bahzar, menjelaskan pihaknya telah melakukan langkah mitigasi jauh sebelum aksi mahasiswa yang hari ini telah berlangsung.
“Kami sudah melakukan tiga kali pertemuan, baik dengan para Wakil Dekan III maupun BEM Unmul Kesepakatannya, gerakan mahasiswa bersifat sosial dan humanis, tidak anarkis,” kata Bahzar di Samarinda, Senin, 1 September 2025.
BACA JUGA: 22 Mahasiswa Unmul Samarinda Ditangkap Polisi, Diduga Rakit 27 Botol Bom Molotov
BACA JUGA: Ini Tuntutan Aliansi Mahakam Kaltim dalam Aksi Unjuk Rasa di Kantor DPRD
Namun, ia sangat menyayangkan kejadian tak terduga muncul ketika aparat kepolisian menemukan bom molotov di tempat Mahasiswa Program Studi (Prodi) Sejarah, FKIP Unmul.
“Itu di luar perkiraan kami. Temuan tersebut jelas mencederai perjuangan mahasiswa yang murni,” ujarnya.
Selain itu, aparat juga menemukan sejumlah gambar yang menyerupai logo partai politik era Presiden Sukarno dan Soeharto, termasuk simbol Partai Komunis Indonesia (PKI).
Pihak kampus menegaskan simbol tersebut bukan bagian dari propaganda, melainkan materi pembelajaran sejarah kepada mahasiswa sejarah tersebut.
BACA JUGA: Ketua dan Anggota DPRD Balikpapan Temui Massa dengan Pengawalan Ketat
BACA JUGA: Aksi Mahasiswa di DPRD Kaltim Sempat Ricuh, 2 Aparat Terluka
“Kami sudah konfirmasi ke prodinya. Itu murni bagian dari proses pembelajaran. Di ruangan Himpunan Mahasiswa Sejarah memang ada homebase untuk diskusi. Saat polisi datang, kebetulan mereka sedang melukis simbol partai-partai sejak dulu,” jelas Bahzar.
Ia berharap insiden kali ini tidak menimbulkan kesalahpahaman yang dapat merugikan mahasiswa.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
