Peluang Baru dari Kondisi Normal Baru

Peluang Baru dari Kondisi Normal Baru

Tahun lalu, Organisasi Perburuhan Dunia (ILO) melansir sebuah studi. Hasilnya,  penggunaan robot dan kecerdasan buatan akan menggeser campur tangan manusia dalam beberapa tahun ke depan. Teknologi membuat 2/3 pekerjaan yang ada, rentan digeser otomatisasi. Sebanyak 6 juta jenis pekerjaan akan hilang, dan di saat bersamaan 24 juta jenis pekerjaan  baru akan muncul.

Ramalan itu terbukti lebih cepat. Tahun ini misalnya. Akibat serangan wabah, bermunculan berbagai jenis pekerjaan baru. Yang sebelumnya tak pernah terpikirkan. Misalnya saja penyelenggara jasa event virtual, youtuber, endorser, resensator produk, dan banyak lagi. Sampai muncul istilah gig worker.

Keberadaan gig worker atau pekerja independen tak lepas dari perkembangan gig economy. Nah loh! Melansir Investopedia, gig economy ialah suatu kondisi perekonomian dimana terjadi pergeseran status para pekerja perusahaan, yang umumnya merupakan tenaga kerja permanen, menjadi karyawan kontrak sementara (short-term contract), pekerja independen, maupun karyawan tidak tetap (temporary workers).

Meski konsep kerja ini sudah ada di Amerika akibat puncak krisis keuangan (sublime mortgage) 2008-2009, namun kembali popular tahun ini. Sistem ini merujuk pada istilah maraknya freelancer, atau staf yang direkrut untuk proyek-proyek jangka pendek, atau pada saat dibutuhkan saja.

Secara tidak sadar, gig economy sudah berkembang di Indonesia. Namun kebanyakan saat ini hanya berpusat pada industri transportasi daring, ataupun pekerja dengan keahlian tertentu.

Bagaimana dengan Kaltim? 

Berdasarkan penelitian Center for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics, gig economy atau aktivitas ekonomi yang dibentuk para pekerja independen cukup besar. “Gig economy yang didukung teknologi aplikasi ride hiling memberi kontribusi sebesar Rp 235 miliar,” kata Stella Kusumawardhani, ekonom dari Tenggara Strategics.

Data itu, kata Stella, hanya berasal dari wilayah Balikpapan. Itu pun cuma satu perusahaan transportasi daring. Serta terbatas pada pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan pekerja di sektor informal. Apabila riset dilakukan terhadap sektor lain, maka kontribusinya bisa semakin besar. 

Riset itu juga menunjukkan gig work melalui platform Grab meningkatkan kualitas hidup pekerja sektor informal sebesar 14 persen. Stella meyakini para pekerja independent yang didukung platform digital memiliki peran penting dalam mengembalikan perekonomian setelah wabah COVID-19.

“Sebagai contoh, kami menemukan bahwa GrabFood telah membantu merchant dalam mendirikan bisnis baru dan mempekerjakan lebih banyak karyawan saat bisnis mereka bertumbuh. Ini adalah faktor penting yang akan berkontribusi pada kemajuan ekonomi Balikpapan dalam jangka panjang,” katanya.  

Mitra merchant GrabFood Balikpapan yang disurvei melihat rata-rata peningkatan pendapatan hingga 35 persen menjadi Rp41,5 juta per bulan, sedangkan rata-rata pendapatan agen GrabKios Balikpapan meningkat hingga 36 persen menjadi Rp10 juta per bulan sejak bergabung. Sekitar 43 persen mitra merchant GrabFood Balikpapan juga mengaku tidak perlu penambahan modal untuk meningkatkan bisnisnya.

Peningkatan penghasilan yang sangat signifikan pun dirasakan oleh mitra pengemudi GrabCar dan GrabBike dengan peningkatan pendapatan hingga 217 persen menjadi Rp7,1 juta per bulan. Dan 125 persen menjadi Rp5,3 juta per bulan.

Peningkatan ini membuat para mitra bisa menabung yang membuka akses keuangan lainnya, seperti produk investasi dan pinjaman. 15 persen mitra pengemudi GrabBike dan 9 persen mitra pengemudi GrabCar di Balikpapan membuka rekening tabungan pertama mereka ketika bergabung dengan Grab.

Stella mengklaim, pekerja independen di perusahaan itu punya kesempatan pemasukan yang lebih banyak, sehingga banyak mitra menabung secara rutin. 77 persen mitra pengemudi GrabBike dan 78 persen mitra pengemudi GrabCar sekarang rutin menabung di bank dengan rata-rata tabungan masing-masing Rp1,2 hingga Rp1,3 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: